Insurtech Indonesia: Boom 18% di 2030, Siapa Investornya?

Insurtech Indonesia: Boom 18% di 2030, Siapa Investornya?
Sumber: Liputan6.com

Pasar insurtech Indonesia tengah menunjukkan pertumbuhan yang sangat pesat. Gabungan antara industri asuransi dan teknologi digital ini diprediksi akan terus berkembang signifikan dalam beberapa tahun ke depan. Hal ini didorong oleh beberapa faktor kunci, termasuk meningkatnya penetrasi digital di sektor keuangan dan permintaan konsumen akan produk asuransi yang lebih modern dan mudah diakses.

Data Mobility Foresight memproyeksikan nilai pasar insurtech Indonesia mencapai USD 8,5 miliar (sekitar Rp 138 triliun) pada tahun 2024. Pertumbuhan ini diperkirakan berlanjut dengan CAGR 16-18% dari tahun 2025 hingga 2030. Hal ini menunjukkan potensi besar yang dimiliki sektor ini untuk berkontribusi pada perekonomian nasional.

Insurtech Mendominasi Pasar Asuransi di Indonesia

Segmen asuransi jiwa dan kesehatan saat ini memimpin pasar insurtech Indonesia. Namun, asuransi properti, perjalanan, dan asuransi terpadu diprediksi akan mengalami pertumbuhan yang luar biasa dalam beberapa tahun mendatang.

Laporan Fintech Futures memperkuat prediksi tersebut. Total nilai pasar asuransi jiwa dan non-jiwa pada 2024 mencapai USD 37,22 miliar, dan diproyeksikan meningkat menjadi USD 46,72 miliar pada 2029. Insurtech diperkirakan menyumbang sekitar 22,8 persen dari keseluruhan pasar asuransi Indonesia pada 2024.

CEO SalingJaga, Bryan Silfanus, mengamati peningkatan minat masyarakat, khususnya pemula, terhadap produk insurtech. Lebih dari 200.000 orang telah bergabung dengan program asuransi jiwa digital SalingJaga Keluarga hingga Mei 2025. Kebanyakan di antaranya adalah pengguna pertama asuransi jiwa. Hal ini menunjukkan insurtech berhasil menjangkau segmen yang sebelumnya kurang terlayani.

Masa Depan Cerah, Tantangan Tetap Ada

Data Mobility Foresight melihat masa depan yang optimis untuk insurtech Indonesia. Integrasi teknologi AI, blockchain, dan IoT akan semakin mendalam dalam operasional asuransi.

Para pelaku industri diharapkan fokus pada personalisasi layanan, verifikasi identitas digital, pencegahan risiko, dan penawaran berbasis ekosistem. Konvergensi dengan sektor lain seperti kesehatan, perbankan, dan mobilitas akan menciptakan solusi asuransi yang lebih holistik dan berpusat pada pelanggan.

Tantangan yang Harus Diatasi

Meskipun prospeknya cerah, beberapa tantangan masih menghalangi pertumbuhan insurtech di Indonesia.

  • Rendahnya literasi asuransi: Edukasi publik tentang produk dan manfaat asuransi masih perlu ditingkatkan.
  • Regulasi yang ketat: Perkembangan regulasi yang belum sepenuhnya jelas dapat menghambat pertumbuhan.
  • Biaya adopsi teknologi: Biaya tinggi untuk mengadopsi teknologi digital menjadi kendala bagi beberapa perusahaan.
  • Tidak semua produk dapat didigitalisasi: Beberapa produk asuransi masih memerlukan interaksi tatap muka.

Meningkatnya kejelasan regulasi dan kolaborasi antara perusahaan asuransi tradisional dan startup insurtech akan sangat penting. Hal ini akan membuat asuransi lebih inklusif dan efisien bagi seluruh lapisan masyarakat.

Prestasi SalingJaga di Kancah Internasional

SalingJaga, sebagai salah satu pemain kunci insurtech di Indonesia, telah meraih penghargaan bergengsi di ajang InsureTech Connect (ITC) Asia InsurTech Awards 2025. Penghargaan ini menjadi bukti pengakuan internasional atas inovasi yang dilakukan SalingJaga dalam sektor asuransi syariah digital.

Prestasi ini juga menggarisbawahi potensi insurtech Indonesia di panggung global. Dengan inovasi yang berkelanjutan dan dukungan regulasi yang tepat, sektor ini diproyeksikan untuk terus berkembang dan memberikan kontribusi yang signifikan bagi perekonomian Indonesia serta meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap produk dan layanan asuransi. Ke depannya, fokus pada inovasi teknologi dan edukasi publik akan menjadi kunci keberhasilan industri insurtech Indonesia.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *