Kendaraan hybrid semakin diminati di Indonesia sebagai solusi transisi menuju kendaraan listrik sepenuhnya. Keterbatasan infrastruktur pengisian daya listrik saat ini membuat kendaraan hybrid, khususnya PHEV (Plug-in Hybrid Electric Vehicle), menjadi alternatif yang menarik bagi konsumen yang ingin mengurangi emisi karbon.
PHEV menawarkan keunggulan dibandingkan HEV (Hybrid Electric Vehicle) karena kemampuannya untuk diisi daya dari sumber listrik eksternal, baik di rumah maupun di SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum). Baterainya yang berkapasitas lebih besar juga memungkinkan jangkauan tempuh yang lebih jauh.
Ekspansi PHEV Merek China di Pasar Indonesia
Pasar mobil hybrid di Indonesia, yang didominasi sebelumnya oleh merek Eropa dan Jepang seperti BMW, Volvo, dan Toyota dengan harga di atas Rp1 miliar, kini kedatangan pemain baru yang cukup signifikan: merek-merek asal China.
Menurut Sekretaris Umum GAIKINDO (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia), Kukuh Kumara, peluang bagi pabrikan China di pasar ini masih sangat terbuka, mengingat kontribusi mereka masih kurang dari 3 persen.
Hal ini didorong oleh meningkatnya kesadaran konsumen Indonesia terhadap gaya hidup berkelanjutan, serta insentif pemerintah untuk kendaraan ramah lingkungan.
Chery Tiggo 8 CSH: Pesaing Baru di Segmen SUV Premium
Salah satu pemain baru yang cukup menyita perhatian adalah Chery, pabrikan asal China yang telah meluncurkan dua PHEV di Indonesia: Jaecoo J7 SHS dan Tiggo 8 CSH.
Tiggo 8 CSH, diluncurkan pada 15 Mei 2025, menawarkan fitur teknologi impresif dan harga yang kompetitif, yakni Rp499 juta untuk 1.000 pembeli pertama dan Rp509,9 juta untuk pemesanan selanjutnya. Mobil ini dirakit secara lokal.
Sebagai SUV 7-seater, Tiggo 8 CSH menggabungkan mesin ACTECO H4J15 1.500 cc turbo dan baterai lithium iron phosphate (Li-Po). Keunggulannya terletak pada efisiensi bahan bakar yang tinggi, mencapai 76 km/L, dan kemampuan menempuh jarak hingga 1.300 km dengan tangki bahan bakar dan baterai penuh.
Dalam mode listrik penuh, Tiggo 8 CSH mampu menempuh jarak hingga 90 kilometer, mengungguli beberapa pesaing di kelasnya. Chery juga melakukan pengujian ekstrem terhadap baterai, termasuk merendamnya di air laut selama 48 jam, untuk menjawab kekhawatiran konsumen terkait keamanannya.
Respon Pasar dan Prospek PHEV di Indonesia
Penjualan Tiggo 8 CSH menunjukkan tren positif, bahkan melampaui target awal 1.000 unit per bulan. Pada pertengahan Juni 2025, telah terjual 2.000 unit dengan 600 unit telah dikirim ke konsumen.
Kehadiran Jaecoo J7 SHS dan Chery Tiggo 8 CSH memberikan pilihan yang lebih beragam di pasar PHEV Indonesia. Kedua model ini menyasar segmen pasar yang berbeda, sehingga tidak saling berkompetisi secara langsung.
Meskipun penjualan mobil hybrid di Indonesia telah melampaui 18.000 unit pada periode Januari-April 2025, proporsi PHEV masih relatif kecil. Padahal, PHEV menawarkan keunggulan dibandingkan HEV, terutama dalam hal kapasitas baterai dan kemampuan pengisian daya layaknya mobil listrik berbasis baterai (BEV).
Keberhasilan Chery Tiggo 8 CSH menunjukkan potensi pasar PHEV di Indonesia yang cukup menjanjikan. Dengan harga yang lebih terjangkau dan fitur yang kompetitif, PHEV diharapkan dapat semakin mendorong adopsi kendaraan ramah lingkungan di Indonesia.
Ke depannya, perkembangan infrastruktur pengisian daya listrik menjadi kunci penting dalam mempercepat adopsi PHEV dan BEV di Indonesia. Bersamaan dengan itu, inovasi teknologi baterai yang lebih aman dan berdaya tahan tinggi juga akan sangat berpengaruh dalam meningkatkan kepercayaan konsumen.