Mazda Fokus Produksi Mobil Listrik Ramah Lingkungan di Indonesia

Mazda Fokus Produksi Mobil Listrik Ramah Lingkungan di Indonesia
Sumber: Liputan6.com

Mazda berambisi besar dalam elektrifikasi. Produsen otomotif asal Jepang ini mengumumkan rencana produksi kendaraan listrik (EV) pertamanya di pabrik Hofu 2, Jepang, mulai tahun 2027. Langkah ini menandai komitmen serius Mazda dalam transisi menuju kendaraan ramah lingkungan. Strategi produksi yang efisien menjadi kunci keberhasilan rencana ambisius ini.

Mazda mengadopsi strategi “Lean Asset” untuk meminimalkan investasi dan mempercepat produksi massal EV. Dengan memanfaatkan fasilitas produksi yang sudah ada, Mazda menghindari pembangunan pabrik baru yang memakan biaya besar dan waktu lama.

Efisiensi Produksi di Pabrik Hofu 2

Strategi “Lean Asset” Mazda terbukti efektif. Perusahaan berhasil memangkas biaya investasi hingga 85 persen dan mempercepat waktu persiapan produksi massal hingga 80 persen. Hal ini dicapai dengan memanfaatkan pabrik Hofu 2 yang telah dimodernisasi.

Pabrik Hofu 2 kini memiliki sistem produksi fleksibel yang mampu memproduksi berbagai jenis kendaraan. Sistem ini mencakup kendaraan berpemandu otomatis (AGV) untuk memasang powertrain, sehingga dapat memproduksi EV, PHEV, hybrid, bensin, dan diesel secara bersamaan.

Keunggulan sistem produksi campuran ini terletak pada kemampuannya beradaptasi dengan permintaan pasar. Rasio produksi EV dan hybrid dapat disesuaikan sesuai kebutuhan, sehingga Mazda dapat merespon fluktuasi permintaan dengan cepat dan efisien. Hal ini disampaikan langsung oleh Taketo Hironaka, pejabat eksekutif Mazda yang bertanggung jawab atas rekayasa produksi.

Pabrik Baterai Baru di Iwakuni

Untuk mendukung produksi EV, Mazda juga membangun pabrik modul baterai baru di Iwakuni, Prefektur Yamaguchi, Jepang. Pabrik ini akan memproduksi modul dan paket baterai lithium-ion silinder.

Panasonic Energy Co., Ltd. menjadi pemasok baterai untuk pabrik ini. Kapasitas produksi tahunan pabrik baterai tersebut ditargetkan mencapai 10 GWh. Baterai yang diproduksi akan digunakan untuk mobil listrik pertama Mazda yang dibangun di atas platform khusus.

Kolaborasi untuk Mengoptimalkan Investasi

Mazda tidak hanya mengandalkan efisiensi internal. Kolaborasi dengan mitra strategis juga menjadi kunci kesuksesan strategi “Lean Asset”. Kemitraan dengan Panasonic Energy dan perusahaan lain memungkinkan Mazda mengurangi investasi pengembangan hingga 40 persen.

Kolaborasi ini juga berhasil memangkas jam kerja pengembangan hingga 50 persen. Dengan menggandeng para ahli di bidangnya, Mazda dapat memaksimalkan sumber daya dan pengetahuan untuk mempercepat proses pengembangan dan produksi EV. Hal ini menunjukkan pendekatan holistik Mazda dalam menghadapi tantangan elektrifikasi.

Mazda menunjukkan komitmennya dalam transisi menuju kendaraan listrik dengan strategi yang terukur dan terintegrasi. Penggunaan strategi “Lean Asset” serta kolaborasi dengan mitra strategis tidak hanya efisien secara biaya dan waktu, tetapi juga menunjukkan inovasi dalam manajemen produksi otomotif. Keberhasilan strategi ini dapat menjadi contoh bagi produsen otomotif lain yang ingin beralih ke produksi kendaraan listrik secara efisien. Langkah-langkah ini menandai era baru bagi Mazda, mengukuhkan posisi mereka di pasar otomotif global yang semakin bergeser menuju kendaraan ramah lingkungan.

Pos terkait