Air India, maskapai penerbangan nasional India yang legendaris, telah menjadi saksi bisu perjalanan panjang industri penerbangan negara tersebut sejak didirikan pada tahun 1932. Namun, di balik reputasinya yang gemilang, Air India juga memiliki catatan kecelakaan yang cukup mengkhawatirkan. Berbagai faktor, mulai dari kesalahan pilot dan kondisi cuaca buruk hingga sabotase dan kecelakaan saat pendaratan, telah menorehkan sejarah kelam bagi maskapai yang kerap disebut “Maharajah” ini.
Kejadian terbaru, kecelakaan pesawat Air India AI171 di Ahmedabad pada 12 Juni 2025, kembali menjadi sorotan dan mengulang pertanyaan tentang standar keselamatan maskapai tersebut. Berikut ini adalah beberapa catatan kecelakaan Air India yang menandai perjalanan panjang dan penuh tantangan bagi perusahaan penerbangan ini.
Kecelakaan Air India di Era Awal
Salah satu kecelakaan paling awal dan penuh misteri Air India terjadi pada 24 Januari 1966. Penerbangan 101, sebuah Boeing 707, menabrak Gunung Blanc saat hendak mendarat di Jenewa.
Semua 117 penumpang dan awak pesawat tewas dalam insiden tersebut. Menariknya, ini adalah kecelakaan kedua Air India di Gunung Blanc, yang pertama terjadi pada tahun 1950 dengan kondisi yang serupa.
Tragedi Mematikan dan Aksi Terorisme
Pada 1 Januari 1978, Air India penerbangan 855, sebuah Boeing 747, jatuh ke Laut Arab tak lama setelah lepas landas dari Mumbai.
Kecelakaan tersebut dikaitkan dengan disorientasi spasial pilot. Kejadian ini menewaskan seluruh 213 penumpang dan awak pesawat, menjadikannya salah satu kecelakaan udara paling mematikan dalam sejarah penerbangan India.
Tanggal 21 Juni 1982, penerbangan 403, sebuah Boeing 707, jatuh saat berusaha mendarat di Mumbai di tengah hujan lebat.
Upaya pendaratan darurat yang gagal menyebabkan pesawat menabrak rintangan dan terbakar, menewaskan 17 dari 111 orang di dalamnya.
Puncak tragedi terjadi pada 23 Juni 1985. Penerbangan 182, sebuah Boeing 747 yang terbang dari Montreal ke Delhi via London, meledak di udara di lepas pantai Irlandia.
Bom yang ditanam oleh ekstremis Sikh menjadi penyebab tragedi ini. Kejadian tersebut menewaskan seluruh 329 penumpang dan awak, termasuk 268 warga negara Kanada. Ini merupakan bencana penerbangan terburuk dalam sejarah Kanada.
Kecelakaan Air India Express dan Tantangan Keselamatan
Air India Express, maskapai berbiaya rendah milik Air India, juga mengalami beberapa kecelakaan fatal. Maskapai ini didirikan untuk melayani penerbangan internasional, terutama di Timur Tengah.
Pada 22 Mei 2010, penerbangan IX812, sebuah Boeing 737 yang terbang dari Dubai ke Mangalore, melewati landasan pacu dan jatuh di lereng bukit.
Desain landasan pacu yang menyerupai meja di bandara Mangalore terbukti menjadi faktor yang memperparah kecelakaan tersebut. Pesawat terbakar, menewaskan 158 dari 166 orang di dalamnya.
Tragedi serupa terjadi pada 7 Agustus 2020. Penerbangan IX1344 dari Dubai berusaha mendarat di Bandara Kozhikode di tengah hujan deras.
Boeing 737 tersebut tergelincir dari landasan pacu dan jatuh ke jurang, menewaskan 21 penumpang termasuk kedua pilot, dan melukai lebih dari 100 orang.
Kecelakaan Air India AI171 dan Jalan Menuju Keselamatan yang Lebih Baik
Kecelakaan Air India AI171 di Ahmedabad pada 12 Juni 2025 menjadi catatan terbaru dalam daftar kecelakaan maskapai ini. Pesawat Boeing 787 Dreamliner yang menuju London dari Ahmedabad jatuh tak lama setelah lepas landas.
Laporan awal menyebutkan kemungkinan kegagalan teknis yang serius sebagai penyebab kecelakaan. Penyebab pasti masih dalam penyelidikan, namun kejadian ini kembali memicu kekhawatiran publik akan protokol keselamatan dan pemeliharaan pesawat Air India.
Meskipun Air India telah berperan penting dalam menghubungkan India dengan dunia, sejarahnya diwarnai oleh insiden-insiden memilukan yang merenggut banyak nyawa. Meski ada upaya modernisasi dan pengalihan kepemilikan ke Tata Group, pertanyaan tentang standar pelatihan, infrastruktur, dan perawatan pesawat tetap menjadi hal krusial yang perlu dibenahi.
Kecelakaan di Ahmedabad menjadi pengingat akan masa lalu Air India yang bermasalah, sekaligus menjadi seruan untuk perubahan sistemik dalam standar keselamatan penerbangan di India. Perbaikan menyeluruh dalam hal pelatihan, pemeliharaan, dan pengawasan sangat dibutuhkan untuk mencegah tragedi serupa terjadi di masa depan.