Kecepatan Jalan Anda: Rahasia Panjang Umur & Otak Tajam

Kecepatan Jalan Anda: Rahasia Panjang Umur & Otak Tajam
Sumber: Liputan6.com

Kecepatan berjalan, sekilas tampak sepele, ternyata menyimpan informasi berharga tentang kesehatan otak dan tubuh secara keseluruhan. Penelitian terbaru menunjukkan korelasi antara kecepatan berjalan dengan ukuran otak dan struktur otak yang penting. Pejalan kaki yang lambat cenderung memiliki otak lebih kecil dan perbedaan struktural signifikan dibandingkan mereka yang berjalan lebih cepat.

Temuan ini bukan sekadar pengukuran seberapa cepat seseorang berpindah tempat. Kecepatan berjalan mencerminkan kapasitas fungsional seseorang – kemampuan menjalankan aktivitas sehari-hari dan mempertahankan kemandirian. Bahkan, kecepatan berjalan dapat memprediksi risiko rawat inap, serangan jantung, hingga kematian.

Kecepatan Berjalan: Indikator Kesehatan yang Tak Terduga

Menurut Christina Dieli-Conwright, profesor kedokteran di Harvard Medical School, penurunan kecepatan berjalan secara tiba-tiba bisa menjadi pertanda masalah kesehatan serius. Penurunan kecepatan berjalan seringkali dikaitkan dengan masalah kesehatan yang mendasarinya.

Studi-studi telah menunjukkan bahwa kecepatan berjalan yang lebih lambat terkait dengan berbagai masalah kesehatan. Ini termasuk penurunan fungsi kognitif, risiko penyakit jantung, dan harapan hidup yang lebih pendek.

Cara Mengukur Kecepatan Berjalan: Metode Sederhana dan Aplikasi

Mengukur kecepatan berjalan dapat dilakukan dengan mudah. Anda hanya membutuhkan stopwatch dan pengukur pita.

Tes kecepatan berjalan umumnya dilakukan dengan jarak 10 meter (untuk ruang luas) atau 4 meter (untuk ruang terbatas). Aplikasi kebugaran seperti Walkmeter, MapMyWalk, Strava, dan Google Fit juga dapat digunakan.

Ketepatan pengukuran sangat penting. Pastikan pengukuran dilakukan pada permukaan yang rata dan kondisi yang konsisten.

Sebuah studi di University of Pittsburgh melibatkan lebih dari 34.000 orang dewasa. Hasilnya menunjukkan pria dengan kecepatan berjalan paling lambat pada usia 75 tahun memiliki peluang hidup 10 tahun sebesar 19%, berbeda dengan 87% pada pria dengan kecepatan berjalan tercepat.

Aplikasi Pengukur Kecepatan Berjalan

Berbagai aplikasi smartphone tersedia untuk membantu mengukur kecepatan berjalan dengan akurat. Aplikasi ini biasanya menggunakan GPS untuk melacak jarak dan waktu tempuh.

Pastikan untuk memilih aplikasi yang handal dan teruji akurasinya sebelum menggunakannya untuk pengukuran yang penting.

Aktivitas Sederhana, Dampak Luar Biasa: Hubungan Kecepatan Berjalan dan Penuaan

Berjalan kaki, meskipun tampak sederhana, melibatkan banyak sistem tubuh yang bekerja bersama. Seiring bertambahnya usia, fungsi sistem ini melambat, dan kecepatan berjalan yang menurun mencerminkan penurunan tersebut.

Studi tahun 2019 oleh Line Rasmussen dan timnya di Duke University meneliti 904 orang berusia 45 tahun. Hasilnya menunjukkan kecepatan berjalan dapat memprediksi laju penuaan otak dan tubuh.

Peserta berusia 45 tahun yang berjalan lambat menunjukkan tanda-tanda penuaan dini, meliputi kondisi paru-paru, gigi, dan sistem kekebalan tubuh yang lebih buruk daripada mereka yang berjalan cepat.

Mereka juga cenderung mendapat skor lebih rendah dalam tes IQ dan berkinerja buruk dalam tes memori, kecepatan pemrosesan, penalaran, dan fungsi kognitif lainnya.

Gambaran dari Pemindaian MRI: Otak dan Wajah yang Menua Lebih Cepat

Pemindaian MRI pada peserta studi menunjukkan perubahan yang terlihat pada otak. Pejalan kaki yang lambat memiliki otak lebih kecil dan neokorteks yang lebih tipis.

Neokorteks, lapisan terluar otak, bertanggung jawab atas pemikiran tingkat tinggi dan pemrosesan informasi. Ketebalannya berkurang pada pejalan kaki lambat.

Mereka juga memiliki lebih banyak materi putih di otak. Menariknya, wajah pejalan kaki lambat dinilai menua lebih cepat.

Hasil penelitian menunjukkan perbedaan kesehatan ini sudah ada sejak usia dini. Kecepatan berjalan pada usia 45 tahun dapat diprediksi berdasarkan tes kecerdasan, bahasa, dan keterampilan motorik pada usia tiga tahun.

Rasmussen menekankan bahwa kecepatan berjalan bukan hanya indikator penuaan, tetapi juga jendela kesehatan otak seumur hidup. Ini menunjukkan pentingnya menjaga kesehatan dan aktivitas fisik sejak usia muda.

Kesimpulannya, kecepatan berjalan merupakan indikator penting kesehatan yang terhubung erat dengan kesehatan otak dan fisik. Dengan memperhatikan kecepatan berjalan, kita dapat lebih waspada terhadap potensi masalah kesehatan dan mengambil langkah-langkah pencegahan sejak dini. Mempertahankan gaya hidup aktif, termasuk berjalan kaki secara teratur, sangat penting untuk kesehatan jangka panjang.

Pos terkait