Reinkarnasi Panchen Lama: Misteri Hilangnya Bocah Tibet Terungkap?

Reinkarnasi Panchen Lama: Misteri Hilangnya Bocah Tibet Terungkap?
Sumber: Detik.com

Setiap tanggal 17 Mei, umat Buddha Tibet di seluruh dunia memperingati 30 tahun menghilangnya Panchen Lama, tokoh agama tertinggi kedua dalam Buddhisme Tibet. Peristiwa ini terjadi setelah Dalai Lama, pemimpin spiritual umat Buddha Tibet yang hidup di pengasingan, mengakui Gedhun Choekyi Nyima, seorang anak laki-laki berusia enam tahun, sebagai reinkarnasi Panchen Lama pada 14 Mei 1995.

Tiga hari kemudian, anak laki-laki itu menghilang. Hingga kini, setelah 30 tahun berlalu, belum ada laporan independen yang menjelaskan keberadaan atau nasib Nyima. Kejadian ini telah menimbulkan kontroversi dan kekhawatiran internasional tentang hak asasi manusia di Tibet.

Hilangnya Panchen Lama: Kronologi dan Reaksi Internasional

Pemerintah China menyatakan mengetahui keberadaan Panchen Lama ke-11. Namun, informasi yang diberikan sangat terbatas. BBC telah menghubungi pemerintah China untuk klarifikasi, namun hanya mendapat pernyataan bahwa Nyima adalah warga negara China biasa yang menjalani kehidupan normal.

Kedutaan Besar China di London juga menambahkan bahwa Nyima dan keluarganya tidak ingin mendapat perhatian publik. Mereka meminta BBC untuk menghentikan pemberitaan terkait Panchen Lama ini.

Pada tahun 2020, China menyatakan Nyima telah lulus universitas dan bekerja. Pemerintah China menekankan bahwa Nyima dan keluarganya ingin kehidupan normal mereka tidak terganggu.

Organisasi HAM menggambarkan Nyima sebagai tahanan politik termuda di dunia. Mereka terus-menerus menyerukan pembebasan Nyima.

Latar Belakang dan Pentingnya Panchen Lama

Keyakinan akan reinkarnasi adalah inti dari Buddhisme Tibet. Setelah Panchen Lama ke-10 meninggal secara mencurigakan pada tahun 1989, pencarian reinkarnasi pun dimulai.

Sebuah tim, dipimpin seorang biksu senior, menemukan Gedhun Choekyi Nyima sebagai reinkarnasi. Ia lahir pada 25 April 1989 di distrik Lhari, Tibet.

Society for Threatened Peoples menuduh China menculik seluruh keluarga Nyima. Mereka juga menuduh China menahan biksu yang memimpin pencarian reinkarnasi Panchen Lama.

Pemerintah Tibet di pengasingan menganggap hilangnya Nyima sebagai pelanggaran HAM berat. Mereka mendesak China untuk mengungkapkan keberadaan dan kondisi Nyima.

Reaksi China dan Kontroversi “Panchen Palsu”

China menolak Panchen Lama yang dipilih Dalai Lama. Sebaliknya, China menunjuk Gyaltsen Norbu sebagai Panchen Lama.

Meskipun Norbu sering muncul di acara resmi Partai Komunis, ia tidak mendapat dukungan dari masyarakat Tibet. Banyak yang menyebutnya “Panchen palsu”.

Foto-foto Dalai Lama dan Panchen Lama dilarang beredar di Tibet. Hanya satu foto Nyima saat masih kecil yang beredar luas, dan itu pun diambil sebelum ia “diambil” oleh pihak berwenang.

Panchen Lama memegang peran penting dalam menentukan reinkarnasi Dalai Lama. Dengan semakin tuanya Dalai Lama, pencarian Nyima menjadi semakin mendesak bagi umat Buddha Tibet.

Dalai Lama dan Panchen Lama saling mengakui reinkarnasi masing-masing. Hilangnya Nyima merupakan sebuah pukulan besar bagi tradisi dan kepercayaan agama Buddha Tibet.

Human Rights Watch menilai China menculik Nyima dan keluarganya untuk mengontrol pemilihan Dalai Lama selanjutnya. Hal ini menunjukkan upaya China untuk mengendalikan agama Buddha Tibet.

Setelah Nyima menghilang, China membantah adanya penculikan. Mereka menyatakan bahwa “oknum tidak bermoral” mencoba menyelundupkan Nyima ke luar negeri.

China mengklaim bahwa orang tua Nyima meminta perlindungan kepada otoritas. Mereka menyatakan bahwa Nyima dan keluarganya hidup normal dan tidak ingin diganggu.

Pada tahun 2000, Inggris diperlihatkan dua foto anak laki-laki yang diklaim sebagai Nyima oleh China, namun tidak diperbolehkan menyimpannya.

Aktivis telah merilis ilustrasi wajah Nyima pada usia 30 tahun, dibuat dengan bantuan seniman forensik. Namun, hingga saat ini belum ada kemajuan dalam pencariannya.

Ketidakpastian tentang nasib Panchen Lama menimbulkan trauma bagi banyak warga Tibet. Protes publik terus dilakukan di berbagai tempat untuk mendesak pembebasannya.

Bagi warga Tibet, Nyima bukan hanya pemimpin spiritual, tetapi juga simbol harapan untuk masa depan Tibet. Ketiadaan Panchen Lama sangat terasa, khususnya dalam menjaga bahasa, agama dan warisan budaya Tibet.

Kehilangan Panchen Lama merupakan tragedi yang berkelanjutan, meninggalkan pertanyaan besar tentang nasib seorang anak kecil dan dampaknya yang luas terhadap budaya dan spiritualitas Tibet.

Pos terkait