Banjir Demak: Ratusan Hektare Sawah Terendam, Petani Terdampak Berat

Banjir kembali menerjang Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Kali ini, luapan Sungai Tuntang yang menyebabkan ratusan hektare lahan pertanian terendam air. Kejadian ini terjadi pada Rabu, 21 Mei 2025, dan mengakibatkan kerugian besar bagi para petani setempat.

Data dari Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Demak menyebutkan, sekitar 270 hektare lahan pertanian terendam banjir. Kerusakan ini terutama terpusat di Kecamatan Bonang.

Tanggul Jebol Picu Banjir Lahan Pertanian

Penyebab utama banjir adalah jebolnya tanggul Sungai Tuntang di dua titik. Jebolan pertama sepanjang 13 meter terjadi di Desa Karangrejo.

Sementara itu, jebolan kedua terjadi di Desa Kembangan dengan panjang 4 meter. Kedua jebolan ini mengakibatkan air sungai meluap dan menggenangi lahan pertanian sekitarnya.

Dampak Luapan Sungai Tuntang terhadap Petani

Banjir ini mengancam hasil panen para petani di Kecamatan Bonang. Banyak tanaman padi yang sudah memasuki masa pertumbuhan penting terendam air.

Petani di Dusun Kroyo, Desa Gebangarum, dan Dusun Pangkalan, Desa Sumberejo, menjadi beberapa yang paling terdampak. Mereka kini cemas akan potensi gagal panen.

Kondisi ini diperparah dengan terendamnya sejumlah alat pertanian, termasuk traktor, yang terparkir di tengah sawah yang tergenang. Kehilangan alat pertanian dapat memperburuk kondisi ekonomi para petani.

Upaya Penanganan Banjir dan Antisipasi Kejadian Berulang

BPBD Demak telah mencatat dampak banjir ini dan sedang melakukan upaya penanganan. Namun, detail upaya penanganan dan bantuan yang diberikan kepada para petani masih belum diungkapkan.

Kejadian ini juga menyoroti pentingnya pemeliharaan dan penguatan infrastruktur tanggul sungai. Perbaikan tanggul yang rusak perlu segera dilakukan untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.

Pemerintah daerah diharapkan segera melakukan evaluasi dan perbaikan sistem irigasi dan pengelolaan sungai. Hal ini penting untuk meminimalkan risiko banjir dan melindungi lahan pertanian dari kerusakan lebih lanjut.

Selain itu, perlu juga dilakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya menjaga lingkungan sekitar sungai. Partisipasi aktif masyarakat sangat diperlukan dalam upaya mitigasi bencana banjir.

Pentingnya kerja sama antar lembaga terkait dalam penanganan dan pencegahan bencana banjir juga perlu ditekankan. Koordinasi yang baik dapat meningkatkan efektifitas upaya yang dilakukan.

Bencana banjir di lahan pertanian Demak ini menjadi pengingat akan pentingnya kesiapsiagaan dan mitigasi bencana. Semoga pemerintah dan masyarakat dapat bekerja sama untuk meminimalisir dampak buruk dari kejadian serupa di kemudian hari dan memastikan kesejahteraan para petani tetap terjaga.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *