Bahaya Thermal Runaway: Ancaman Nyata di Kendaraan Listrik?

Bahaya Thermal Runaway: Ancaman Nyata di Kendaraan Listrik?
Sumber: Kompas.com

Bahaya Thermal Runaway pada Kendaraan Listrik: Ancaman Kebakaran dan Solusi Pencegahan

Kendaraan listrik menawarkan solusi ramah lingkungan untuk mobilitas masa depan. Namun, teknologi baterai yang menjadi jantung kendaraannya menyimpan risiko signifikan, yaitu thermal runaway. Fenomena ini merupakan peningkatan suhu baterai secara drastis yang dapat berujung pada kebakaran bahkan ledakan.

Kejadian thermal runaway bukanlah hal yang hipotetis. Bukti nyata terlihat dari berbagai insiden, termasuk video viral yang menunjukkan sepeda motor listrik terbakar hebat akibat thermal runaway. Asap hitam mengepul dari bagian baterai sebelum api membesar dengan cepat.

Mengenal Thermal Runaway: Reaksi Berantai yang Mematikan

Thermal runaway merupakan reaksi berantai yang terjadi di dalam sel baterai. Reaksi ini melepaskan panas secara eksponensial, sehingga suhu baterai meningkat sangat cepat.

Proses ini diawali dengan kerusakan pada satu atau beberapa sel baterai. Kerusakan bisa disebabkan berbagai faktor, termasuk kerusakan fisik, suhu ekstrem, atau usia pakai baterai.

Kerusakan sel memicu reaksi eksotermik yang menghasilkan panas lebih banyak. Panas tersebut kemudian menyebar ke sel baterai lain, mempercepat reaksi berantai dan meningkatkan suhu secara drastis.

Penyebab Thermal Runaway dan Peran Battery Management System (BMS)

Beberapa faktor dapat memicu thermal runaway. Kerusakan fisik pada baterai, seperti benturan atau penusukan, dapat menyebabkan kerusakan sel dan memicu reaksi berantai.

Suhu lingkungan yang ekstrem, baik terlalu panas maupun terlalu dingin, juga dapat mempengaruhi kinerja baterai dan meningkatkan risiko thermal runaway.

Usia pakai baterai juga berperan. Seiring waktu, kinerja baterai menurun dan meningkatkan kerentanan terhadap thermal runaway. Overcharging, atau pengisian daya berlebih, juga merupakan faktor penyebab utama.

Produsen kendaraan listrik umumnya telah menyematkan Battery Management System (BMS) sebagai sistem keamanan.

BMS berfungsi memantau suhu, tegangan, dan arus listrik baterai. Sistem ini dirancang untuk mematikan aliran listrik jika parameter tersebut berada di luar batas aman.

Sayangnya, kualitas BMS dan sistem baterai itu sendiri bervariasi antar pabrikan. Sistem yang kurang handal dapat gagal mencegah thermal runaway, bahkan jika baterai sudah mengalami kerusakan.

Teknologi Pencegahan dan Kesadaran Pengguna

Untuk mencegah thermal runaway, beberapa produsen telah mengembangkan teknologi canggih, seperti sensor yang dapat mendeteksi anomali pada baterai.

Sensor ini, yang terintegrasi dengan sistem IoT dan aplikasi smartphone, akan memberikan peringatan dini kepada pengguna jika baterai mengalami overheating, overcharge, atau overdischarge.

Teknologi seperti Ballistic, misalnya, mampu mendeteksi perubahan suhu yang signifikan dan memberi peringatan sebelum thermal runaway terjadi.

Selain teknologi, kesadaran pengguna juga sangat penting. Pengguna perlu memperhatikan kondisi baterai kendaraan listriknya.

Hindari penggunaan baterai yang sudah mengalami kerusakan atau menunjukkan gejala seperti pembengkakan.

Pastikan kendaraan diisi daya sesuai dengan prosedur yang direkomendasikan oleh pabrikan.

Perawatan baterai yang tepat akan memperpanjang usia pakai dan mengurangi risiko thermal runaway.

Kesimpulannya, thermal runaway merupakan risiko serius pada kendaraan listrik yang membutuhkan perhatian serius dari produsen dan pengguna. Pengembangan teknologi pencegahan yang lebih canggih dan peningkatan kesadaran pengguna akan menjadi kunci untuk meminimalkan risiko ini dan memastikan keamanan dalam penggunaan kendaraan listrik. Dengan pemahaman yang lebih baik mengenai penyebab dan pencegahan thermal runaway, kita dapat memanfaatkan teknologi ramah lingkungan ini dengan lebih aman dan bertanggung jawab.

Pos terkait