Polemik bonus untuk pemain Persib Bandung yang dikabarkan berasal dari donasi Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) akhirnya menemui titik terang. Komisaris PT Persib Bandung Bermartabat (PBB), Umuh Muchtar, menyatakan telah mengembalikan dana bonus tersebut.
Awalnya dijanjikan sebesar Rp1 miliar, dana yang diterima hanya Rp356 juta. Umuh menegaskan penolakan atas dana yang sumber dan jumlah pastinya belum jelas.
Dana Bonus Persib: Ketidakjelasan Sumber dan Jumlah
Umuh Muchtar secara tegas membantah telah menerima dana bonus dari ASN Pemprov Jabar secara penuh. Ia menjelaskan bahwa dana Rp1 miliar yang dikabarkan sebelumnya, berasal dari donasi pribadi Dedi Mulyadi dan tidak ada masalah terkait hal tersebut.
Namun, untuk dana yang disebut berasal dari ASN, Umuh menyatakan belum menerima secara utuh. Ketidakjelasan ini menjadi alasan utama pengembalian dana yang sudah diterima.
Ketidakjelasan ini yang menyebabkan Umuh mengambil keputusan mengembalikan dana tersebut. Ia berharap agar kejelasan sumber dana dan proses pengumpulannya dapat diungkapkan secara transparan.
Kecurigaan dan Tuntutan Transparansi
Umuh mengungkapkan kecurigaannya terkait perbedaan jumlah dana yang dijanjikan dengan yang diterima. Ia khawatir terdapat ketidaksesuaian antara jumlah donasi ASN yang terkumpul dengan yang disalurkan kepada Persib.
Ia menduga potensi penyimpangan dana. Oleh karena itu, pengembalian dana menjadi langkah penting untuk menjaga transparansi dan mencegah spekulasi negatif.
Umuh menekankan pentingnya transparansi dalam pengelolaan dana tersebut. Hal ini untuk menjaga kepercayaan publik, terutama para Bobotoh, pendukung setia Persib Bandung.
Dengan mengembalikan dana tersebut, Umuh berharap agar pihak terkait dapat menjelaskan secara rinci asal-usul dana tersebut, beserta siapa saja yang berkontribusi.
Langkah Pengembalian Dana dan Desakan Transparansi
Umuh telah menginstruksikan staf Persib untuk mengembalikan dana Rp356 juta yang telah diterima. Ia menegaskan tidak akan menerima sepeser pun dari dana tersebut.
Langkah ini diambil untuk menghindari tudingan menerima dana tanpa pertanggungjawaban yang transparan. Umuh bahkan kerap mengeluarkan dana pribadinya untuk kepentingan pemain Persib.
Umuh mendesak adanya kejelasan mengenai rincian donasi dari ASN. Ia berharap agar tidak ada manipulasi dana yang terjadi.
Transparansi menjadi kunci utama dalam permasalahan ini. Umuh berharap agar semua pihak terkait dapat bekerja sama untuk mengungkap kebenarannya.
Dengan begitu, kepercayaan publik terhadap Persib Bandung dan pengelolaannya dapat tetap terjaga.
Kejelasan terkait penggunaan dana bonus ini sangat penting agar tidak menimbulkan prasangka buruk di kalangan bobotoh dan masyarakat luas. Umuh berharap permasalahan ini dapat segera diselesaikan secara transparan dan akuntabel.
Peristiwa ini diharapkan dapat menjadi pembelajaran berharga dalam pengelolaan dana publik, khususnya dalam konteks dukungan terhadap klub olahraga. Transparansi dan akuntabilitas harus menjadi prioritas utama.