Olimpique Lyon, klub sepak bola Prancis yang tujuh kali menjuarai Ligue 1, menghadapi situasi pelik. Meskipun berhasil finis di posisi enam Ligue 1 2024/2025 dan mengamankan tiket ke Conference League musim depan, Lyon justru dihukum degradasi ke kasta kedua. Keputusan ini diambil karena masalah keuangan yang membelit klub.
Hukuman degradasi ini bukan hal baru bagi Lyon. Sebelumnya, DNCG (Direktorat Nasional Kontrol dan Manajemen), badan pengawas keuangan klub sepak bola profesional Prancis, telah menjatuhkan sanksi degradasi sementara pada November lalu.
Degradasi Lyon: Utang Menumpuk dan Banding yang Ditolak
Pertemuan antara petinggi Lyon, termasuk pemilik John Textor, dengan DNCG pada 24 Juni 2025, gagal membuahkan hasil. DNCG tetap kukuh pada keputusannya, menilai kondisi keuangan klub belum cukup membaik.
Oktober lalu, Eagle Football Group milik Textor, pemegang 77 persen saham Lyon, mengumumkan total utang mencapai 422 juta poundsterling. Besarnya utang ini menjadi penyebab utama sanksi degradasi tersebut.
Lyon menyatakan kekecewaannya dan menilai keputusan DNCG tidak dapat dipahami. Klub menyatakan akan mengajukan banding atas keputusan tersebut.
Penjualan Pemain Bintang Tak Cukup Atasi Krisis Keuangan
Upaya Lyon untuk memperbaiki kondisi keuangannya telah dilakukan. Penjualan beberapa pemain bintang, seperti Maxence Caqueret ke Como pada Januari dan Rayan Cherki ke Manchester City pada Juni, menghasilkan sekitar 45 juta poundsterling.
Pemain bergaji tinggi lainnya, Alexandre Lacazette dan Anthony Lopes, juga telah dilepas. Namun, upaya tersebut rupanya masih belum cukup untuk menyelamatkan Lyon dari degradasi.
Jika banding Lyon ditolak, Reims, yang kalah di play-off degradasi melawan Metz, akan menggantikan posisi Lyon di Ligue 1.
Dampak Degradasi bagi Klub Bersejarah
Degradasi ini menjadi pukulan telak bagi Lyon. Hanya lima klub di Prancis yang memiliki koleksi gelar liga lebih banyak daripada Lyon, yang pernah meraih tujuh gelar juara Ligue 1 secara beruntun antara 2002 dan 2008.
Terakhir kali Lyon bermain di kasta kedua adalah pada tahun 1989. Klub ini juga pernah mencapai semifinal Liga Champions pada tahun 2020. Kini, klub bersejarah ini terancam kehilangan tempatnya di liga utama.
Kasus Lyon mengingatkan pada nasib Bordeaux tahun lalu. Juara Ligue 1 enam kali itu mengalami kebangkrutan dan terdegradasi hingga ke divisi empat Prancis.
Nasib Lyon kini berada di tangan proses banding. Apakah mereka mampu membalikkan keputusan DNCG dan mempertahankan posisinya di Ligue 1? Kita tunggu saja perkembangan selanjutnya.