FIFA Izinkan Iran di Piala Dunia 2026: Rahasianya?

Piala Dunia FIFA 2026 yang akan diselenggarakan di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko menghadirkan tantangan unik bagi FIFA. Keikutsertaan Timnas Iran menimbulkan perdebatan internal terkait potensi konflik diplomatik jika mereka harus bertanding di Amerika Serikat. Bagaimana FIFA akan menanganinya? Meskipun regulasi FIFA tidak melarang Iran bermain di AS, berbagai pertimbangan geopolitik mendorong FIFA untuk mencari solusi. Salah satu solusi yang dipertimbangkan adalah pengaturan khusus terkait penempatan grup Iran.

Solusi FIFA: Mengelompokkan Iran di Meksiko

FIFA tengah mempertimbangkan untuk menempatkan Iran di Grup A Piala Dunia 2026. Semua pertandingan Grup A rencananya akan dimainkan di Meksiko. Hal ini akan memastikan Iran tidak perlu bermain di Amerika Serikat setidaknya hingga babak 16 besar. Strategi ini dianggap efektif untuk mengurangi risiko potensi konflik diplomatik.

Jika Iran berhasil lolos dari fase grup, mereka baru akan mungkin bermain di Amerika Serikat pada babak perempat final ke atas. Kemungkinan ini relatif kecil mengingat rekam jejak Iran di Piala Dunia yang belum pernah lolos dari fase grup.

Skenario dan Pertimbangan FIFA

Keputusan akhir mengenai penempatan Iran di Grup A akan diumumkan pada pengundian grup di Desember 2025. Proses pengambilan keputusan melibatkan berbagai pihak. Presiden FIFA, Gianni Infantino, akan berperan penting. Ia akan berkoordinasi dengan Dewan FIFA dan Komite Penyelenggara Kompetisi. Komite ini terdiri dari perwakilan tiga negara tuan rumah serta Iran, dan dipimpin oleh Presiden UEFA, Aleksander Ceferin.

Sejarah keikutsertaan Iran di Piala Dunia juga menjadi pertimbangan penting. Dalam tujuh kali partisipasinya, Iran belum pernah mencapai babak gugur.

Namun, FIFA tetap harus mempersiapkan kemungkinan Iran melaju ke fase gugur dan menghadapi pertandingan di AS.

Preseden dan Aturan Pengundian

Keputusan FIFA ini bisa menjadi preseden baru dalam pengundian Piala Dunia. Biasanya, aturan pengundian lebih menekankan pada prinsip umum, seperti menghindari satu grup berisi lebih dari satu tim dari satu konfederasi, kecuali Eropa.

Namun, situasi geopolitik antara Iran dan AS memaksa FIFA untuk mempertimbangkan pendekatan yang lebih fleksibel.

Aleksander Ceferin, yang dikenal tegas dalam isu politik sepak bola, akan memberikan masukan penting dalam pengambilan keputusan ini.

Sebelumnya, UEFA di bawah kepemimpinan Ceferin pernah mengambil keputusan tegas untuk tidak mempertemukan Ukraina dan Belarus dalam kompetisi Eropa sebagai respon terhadap invasi Rusia ke Ukraina pada 2022.

FIFA tampaknya akan mengutamakan pencegahan potensi konflik diplomatik yang dapat merusak citra Piala Dunia 2026.

Penggunaan Meksiko sebagai lokasi pertandingan grup Iran merupakan solusi pragmatis untuk mengurangi risiko konflik. Namun, FIFA perlu mempersiapkan skenario jika Iran berhasil melaju ke babak selanjutnya dan harus bertanding di AS. Keputusan final akan menjadi tonggak penting dalam sejarah penyelenggaraan Piala Dunia, menunjukkan bagaimana FIFA menangani kompleksitas politik global dalam konteks olahraga internasional. Pengaruh Presiden Infantino dan Ceferin, serta komitmen Komite Penyelenggara, akan menjadi penentu keberhasilan strategi ini dalam menjaga integritas dan kesuksesan turnamen.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *