Karen’s Diner Tutup Permanen Inggris: Kisah Bisnis Kuliner Gagal?

Karen's Diner Tutup Permanen Inggris: Kisah Bisnis Kuliner Gagal?
Sumber: Liputan6.com

Restoran burger Karen’s Diner, yang terkenal dengan konsep pelayanannya yang “kurang ramah,” akan menutup gerainya di Inggris pada akhir bulan ini. Penutupan cabang di White Lion Street, London, setelah beroperasi selama dua tahun menandai berakhirnya era Karen’s Diner di lokasi permanen Inggris.

Keputusan penutupan ini disebabkan oleh meningkatnya biaya operasional, termasuk kontribusi Asuransi Nasional dan tarif bisnis, yang membuat keberlangsungan bisnis jangka panjang menjadi tidak memungkinkan. Hal ini diungkapkan oleh pihak manajemen Karen’s Diner melalui pernyataan resmi.

Konsep Karen’s Diner: Layanan Buruk yang Menarik Perhatian

Karen’s Diner, yang diluncurkan pada tahun 2023, menawarkan konsep unik yang menggabungkan pengalaman bersantap dengan pertunjukan interaktif. Staf restoran dilatih untuk memberikan pelayanan yang sengaja buruk, penuh dengan sarkasme dan hinaan.

Konsep ini bertujuan menciptakan pengalaman di mana pelanggan secara sengaja “disalahkan” dan menjadi bagian dari pertunjukan. Konsep ini awalnya muncul di Australia pada tahun 2021 dan kemudian menyebar ke berbagai negara, termasuk Indonesia.

Karen’s Diner di Jakarta: Sukses dan Kontroversi

Cabang Karen’s Diner di Jakarta sempat viral beberapa waktu lalu karena konsepnya yang unik dan kontroversial. Namun, popularitasnya tidak berlangsung lama.

Restoran yang berlokasi di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, tersebut tutup pada November 2023 setelah masa operasional selama enam bulan. Hal ini dibenarkan oleh mantan karyawan yang menjelaskan bahwa operasional di Jakarta hanya bersifat sementara (kolaboarsi) dan bukan permanen.

Selain itu, Karen’s Diner Jakarta juga menuai banyak kritikan dari publik. Banyak komentar di media sosial yang menilai ucapan dan perilaku para pelayan “cringe” bahkan hingga “body shaming.”

Masa Depan Karen’s Diner: Fokus pada Pop-up Store

Meskipun menutup lokasi permanen di Inggris, Karen’s Diner tidak akan sepenuhnya menghilang. Pihak manajemen berencana untuk fokus pada konsep *pop-up store*.

Mereka akan membuka gerai sementara di berbagai lokasi di Inggris selatan. Rencana ini dilatarbelakangi oleh keberhasilan *pop-up store* di Romford tahun lalu.

Meskipun model bisnis ini mungkin lebih fleksibel dan mengurangi risiko finansial, tetap ada tantangan yang harus dihadapi. Karen’s Diner perlu memastikan bahwa konsep *pop-up store* tetap menarik perhatian dan menguntungkan.

Karen’s Diner sendiri memiliki aturan yang ketat untuk menjaga keamanan dan kenyamanan baik pelanggan maupun staf. Komunikasi yang tidak sopan seperti rasisme, seksisme, homofobia, ujaran kebencian, body shaming dan pelecehan seksual tidak akan ditoleransi.

Pelanggaran aturan tersebut akan berakibat pada pengusiran dan kemungkinan dikenakan biaya tambahan. Konsep “pelayanan buruk” Karen’s Diner tetap memiliki batasan etika yang perlu dipatuhi.

Nama “Karen” sendiri dipilih karena merujuk pada stereotip wanita Amerika Serikat yang seringkali rewel dan menuntut. Stereotip ini cukup populer dan menjadi salah satu daya tarik Karen’s Diner.

Ke depan, Karen’s Diner mungkin perlu mengevaluasi kembali strategi dan konsep pelayanannya agar tetap relevan dan menghindari kontroversi. Sukses *pop-up store* akan bergantung pada kemampuan mereka dalam mengelola citra dan reputasi.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *