Gunung Rinjani, destinasi wisata pendakian populer di Nusa Tenggara Barat (NTB), kembali menjadi sorotan setelah insiden kecelakaan yang melibatkan seorang turis. Seorang turis asal Brasil dilaporkan jatuh ke jurang di sekitar Cemara Nunggal, jalur menuju puncak Rinjani.
Beruntung, turis tersebut berhasil diselamatkan dan selamat meskipun mengalami syok berat. Kejadian ini menambah deretan insiden serupa yang melibatkan wisatawan di Gunung Rinjani.
Kronologi Jatuhnya Turis Brasil di Gunung Rinjani
Insiden ini terjadi pada Sabtu, 21 Juni 2025, sekitar pukul 06.30 WITA. Turis Brasil tersebut bersama enam rekannya memulai pendakian dari kantor Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) menuju Pos Pelawangan Sembalun pada Jumat, 20 Juni 2025.
Saat berada di Cemara Nunggal, turis tersebut merasa kelelahan dan memutuskan untuk beristirahat. Pemandu wisata melanjutkan perjalanan bersama lima pendaki lainnya.
Karena korban tak kunjung menyusul, pemandu kembali untuk mencarinya. Ia menemukan korban di dasar jurang sedalam 150-200 meter, dekat Danau Segara Anak.
Korban ditemukan masih hidup, dan teriakan minta tolongnya segera direspon. Tim gabungan dari Balai TNGR, Basarnas Mataram, EMHC, Polsek Sembalun, dan Potensi SAR Lotim langsung bergerak melakukan evakuasi.
Tim penyelamat tiba di Pos 4 sekitar pukul 12.00 WITA, dan diperkirakan mencapai lokasi korban sekitar pukul 15.00 WITA. Evakuasi dilakukan dengan peralatan vertical rescue.
Korban akhirnya berhasil dievakuasi dan diperkirakan tiba di Puskesmas Sembalun pada Minggu dini hari, 22 Juni 2025 melalui jalur pendakian Bawak Nao Desa Sajang, Sembalun.
Kesaksian Pemandu Wisata
Menurut keterangan pemandu wisata, selama perjalanan menuju puncak, turis Brasil tersebut mengalami kelelahan. Pemandu menyarankan korban beristirahat.
Setelah menunggu cukup lama dan korban tidak kunjung datang, pemandu kembali ke tempat peristirahatan. Korban tidak ditemukan di tempat tersebut.
Pemandu kemudian melakukan pencarian dan menemukan cahaya senter korban di dasar jurang. Ia memastikan bahwa itu adalah korban dan langsung menghubungi pihak berwenang.
Sebanyak 11 orang dalam tim penyelamat dikerahkan untuk mengevakuasi korban. Evakuasi berjalan lancar dan korban berhasil diselamatkan.
Insiden Serupa dan Imbauan Keselamatan
Insiden ini bukanlah yang pertama kalinya terjadi di Gunung Rinjani. Pada Mei 2025, seorang turis Malaysia ditemukan meninggal dunia setelah jatuh di jalur Banyu Urip.
Korban ditemukan meninggal di dasar jurang sedalam sekitar 80 meter. Jenazahnya dievakuasi dan dibawa ke RS Bhayangkara Mataram.
Berdasarkan keterangan pemandu dan rekan-rekan korban, turis Malaysia tersebut terpisah dari rombongannya saat mengambil air minum dan kemudian jatuh.
Pihak TNGR menyampaikan belasungkawa dan mengimbau agar para pendaki selalu berhati-hati dan mematuhi prosedur keselamatan. Gunung Rinjani memang indah, tetapi juga menyimpan potensi bahaya.
Pendakian di Gunung Rinjani sendiri telah dibuka kembali pada 3 April 2025 setelah sempat ditutup di awal tahun 2025. Semoga kejadian ini menjadi pembelajaran berharga bagi semua pihak.
Peristiwa ini menyoroti pentingnya persiapan yang matang dan kewaspadaan ekstra saat mendaki Gunung Rinjani. Meskipun keindahan alamnya memikat, keselamatan tetap harus diutamakan.
- Persiapan fisik dan mental yang baik sangat penting sebelum melakukan pendakian.
- Selalu ikuti arahan dan petunjuk dari pemandu wisata berpengalaman.
- Patuhi prosedur keselamatan dan jangan pernah mendaki sendirian.
- Siapkan peralatan dan perlengkapan yang memadai untuk mengantisipasi berbagai kondisi.
Semoga dengan adanya peristiwa ini, kejadian serupa dapat diminimalisir di masa mendatang. Keselamatan pendaki dan keindahan Gunung Rinjani harus tetap terjaga.





