Pilek adalah kondisi umum yang sering dialami banyak orang. Penyebabnya beragam, mulai dari infeksi virus hingga reaksi alergi. Mengetahui perbedaan antara pilek karena alergi dan flu sangat penting untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Berikut penjelasan detail mengenai perbedaan gejala, serta pengobatan yang direkomendasikan.
Gejala Pilek Karena Alergi vs. Flu
Flu dan alergi, meskipun memiliki beberapa gejala yang mirip, merupakan kondisi yang berbeda secara medis. Flu disebabkan oleh virus, sementara pilek akibat alergi merupakan reaksi sistem imun terhadap alergen seperti serbuk sari, debu, atau makanan tertentu.
Pilek alergi musiman sering muncul tiba-tiba dan pada waktu yang sama setiap tahun. Ini menandakan reaksi alergi terhadap pemicu musiman.
1. Tidak Mengalami Demam
Salah satu perbedaan paling menonjol adalah demam. Pilek alergi biasanya tidak disertai demam. Demam justru merupakan indikasi kuat pilek disebabkan oleh virus influenza (flu).
Flu memicu peradangan dalam tubuh, sehingga menyebabkan demam yang berlangsung selama 3-4 hari. Gejala lain seperti sakit kepala, kelelahan, dan nyeri tubuh juga sering menyertai. Gejala-gejala ini jarang ditemukan pada reaksi alergi.
2. Gatal pada Hidung, Tenggorokan, dan Mata
Gatal pada hidung, tenggorokan, dan mata adalah ciri khas pilek alergi. Ini berbeda dengan pilek flu yang biasanya tidak menimbulkan rasa gatal di mata.
Reaksi alergi melepaskan histamin, zat kimia yang menyebabkan gatal, bengkak, dan hidung tersumbat.
3. Bersin
Bersin merupakan gejala umum baik pilek flu maupun alergi. Namun, penderita alergi cenderung lebih sering bersin, terutama jika terus-menerus terpapar alergen.
Beberapa alergen umum yang memicu bersin antara lain: serbuk sari, bulu hewan, jamur, tungau debu, dan kecoak.
4. Batuk
Batuk juga dapat terjadi pada pilek flu dan alergi. Pada flu, batuk biasanya muncul beberapa hari dan mereda seiring membaiknya kondisi.
Batuk kering yang berlangsung lebih dari tiga minggu bisa menjadi tanda alergi atau asma. Batuk akibat alergi seringkali disertai gejala lain seperti bersin, hidung tersumbat, dan gatal pada kulit, mata, dan hidung.
5. Hidung Tersumbat
Hidung tersumbat terjadi pada kedua kondisi. Namun, pada flu, hidung tersumbat umumnya hanya berlangsung beberapa hari.
Pada alergi, hidung tersumbat dapat berlangsung lama dan bahkan menyulitkan pernapasan.
Pengobatan Pilek Karena Alergi
Pengobatan pilek flu dan alergi berbeda. Pilek karena virus membutuhkan obat untuk mengatasi infeksi. Sedangkan pilek alergi membutuhkan penanganan yang berfokus pada meredakan reaksi alergi.
Menghindari paparan alergen juga merupakan langkah penting.
1. Antihistamin
Antihistamin mengurangi gejala alergi dengan menghambat pelepasan histamin. Beberapa jenis antihistamin yang umum digunakan antara lain diphenhydramine, dexchlorpheniramine, promethazine, atau cyproheptadine.
Dokter akan meresepkan jenis antihistamin yang paling tepat sesuai kondisi pasien.
2. Semprotan Steroid Hidung (Nasal Spray)
Semprotan steroid hidung mengurangi pembengkakan pada rongga hidung dan meredakan gejala seperti bersin, pilek, dan hidung tersumbat.
Penggunaan semprotan ini sesuai petunjuk dokter sangat penting untuk efektivitas dan keamanan.
3. Dekongestan
Dekongestan mengatasi hidung tersumbat akibat flu, sinusitis, atau alergi. Obat ini menyempitkan pembuluh darah di hidung, sehingga melegakan pernapasan.
Penggunaan dekongestan sebaiknya sesuai anjuran dokter atau petunjuk pada kemasan.
4. Menghindari Paparan Alergen
Langkah paling efektif adalah menghindari alergen. Jika alergi debu, bersihkan rumah secara teratur dan cuci sprei, selimut, dan tirai secara berkala.
Menghindari paparan alergen akan mengurangi keparahan gejala dan frekuensi kambuh.
Pilek alergi biasanya berlangsung beberapa minggu, lebih lama daripada pilek flu. Jika ragu atau gejala memburuk, konsultasikan dengan dokter untuk diagnosis dan pengobatan yang tepat. Penanganan yang tepat akan membantu meringankan gejala dan meningkatkan kualitas hidup.