8 Tanda Pendengar Buruk? Atasi Sekarang & Jadilah Lebih Baik

8 Tanda Pendengar Buruk? Atasi Sekarang & Jadilah Lebih Baik
Sumber: Liputan6.com

Mendengar adalah hal yang kita lakukan setiap hari. Namun, menjadi pendengar yang baik adalah keterampilan yang perlu diasah. Banyak dari kita mungkin menganggap diri sebagai pendengar yang baik, padahal tanpa disadari, kita melakukan kesalahan-kesalahan yang menghambat komunikasi efektif.

Sebuah studi tahun 2023 dalam *The International Journal of Listening* menekankan pentingnya mendengarkan yang baik untuk membangun kepercayaan, hubungan yang kuat, dan kesuksesan karier. Di era distraksi digital, fokus penuh pada pembicara menjadi semakin sulit. Hal ini berdampak negatif pada kesehatan mental dan hubungan interpersonal kita.

Menyela Pembicaraan Orang Lain

Menyela adalah perilaku yang umum dan seringkali dilakukan tanpa disadari. Padahal, ini merupakan tindakan kasar yang mengganggu alur pikiran pembicara.

Psikolog James dan Suzann Pawelski menjelaskan, menyelesaikan kalimat orang lain, meskipun dengan niat baik, tetap dianggap tidak sopan. Kita bukanlah pembaca pikiran; berikan orang lain kesempatan untuk mengekspresikan diri sepenuhnya.

Mengalihkan Pembicaraan ke Diri Sendiri

Seringkali, dalam sebuah percakapan, kita cenderung mengalihkan topik pembicaraan ke pengalaman pribadi kita. Ini adalah tanda kurangnya empati dan perhatian terhadap pembicara.

Pawelskis menambahkan, kebiasaan ini tampak egois dan dapat merusak hubungan, baik profesional maupun personal. Dengan memfokuskan kembali pembicaraan pada diri sendiri, kita secara tidak langsung menunjukkan ketidakpedulian terhadap pembicara.

Tidak mengajukan pertanyaan juga menunjukkan kurangnya minat dalam percakapan. Percakapan yang sehat adalah dua arah, melibatkan tanya jawab untuk saling memahami.

Celia Schweyer dari *DatingRelationshipsAdvice.com* menuturkan, kurangnya pertanyaan mengindikasikan kurangnya perhatian dan kepedulian terhadap pembicara. Ini dapat memberikan kesan bahwa Anda tidak peduli.

Bersikap Defensif

Reaksi defensif seringkali muncul ketika kita merasa tidak didengarkan atau dibanjiri pertanyaan. Namun, reaksi ini justru bisa jadi akibat dari ketidakmampuan kita untuk mendengarkan dengan baik.

Pawelskis menyarankan untuk menahan diri sejenak, mengajukan pertanyaan, dan mencoba memahami sudut pandang lawan bicara sebelum bersikap defensif. Berikan penghargaan atas pendapat mereka dan sampaikan pendapat Anda dengan tenang dan penuh hormat.

Bahasa Tubuh yang Tidak Ramah

Bahasa tubuh berperan penting dalam komunikasi. Gerakan tubuh yang gelisah menunjukkan ketidaknyamanan dan kurangnya keterlibatan dalam percakapan.

Carol Kinsey Gorman menjelaskan kepada Forbes bahwa keselarasan antara bahasa tubuh dan ucapan membangun kepercayaan. Ketidakselarasan dapat mengindikasikan konflik batin atau penolakan terhadap topik pembicaraan.

Menghindari Kontak Mata

Kontak mata adalah bagian penting dari komunikasi yang efektif. Mengindari kontak mata menunjukkan kurangnya perhatian dan keterlibatan.

Psikolog Kristin Bianchi mengatakan bahwa menghindari kontak mata dapat membuat kita kehilangan isyarat nonverbal, seperti ekspresi wajah dan postur tubuh. Hal ini terjadi karena perhatian kita teralihkan pada hal lain, seperti ponsel atau laptop.

Tidak Sabar Menunggu Giliran Berbicara

Antusiasme adalah hal baik, namun jangan sampai mengalahkan kemampuan mendengarkan Anda. Ketidaksabaran menunggu giliran berbicara menunjukkan kurangnya perhatian pada pembicara.

Halelly Azulay menekankan pentingnya mendengarkan keseluruhan pesan sebelum merespon. Dengan mendengarkan sepenuhnya, kita mungkin menemukan hal baru, mengubah pikiran, atau bahkan menemukan kesepakatan.

Hanya Fokus pada Respons Anda

Memikirkan respons sebelum pembicara selesai berbicara menunjukkan kurangnya konsentrasi pada percakapan yang sedang berlangsung.

Azulay menjelaskan, pendengar harus memproses pesan pembicara sebelum merespon. Jika otak sibuk memikirkan respons, maka kita kehilangan makna dari pesan yang disampaikan.

Singkatnya, menjadi pendengar yang baik membutuhkan latihan dan kesadaran diri. Dengan memperhatikan delapan tanda di atas, kita dapat memperbaiki kemampuan mendengarkan dan membangun hubungan yang lebih sehat dan efektif. Perbaikan kemampuan mendengarkan ini pada akhirnya akan meningkatkan kualitas interaksi dan hubungan kita dengan orang lain, baik secara personal maupun profesional.

Pos terkait