Tragedi nahas menimpa rombongan wisatawan di Bengkulu. Sebuah kapal yang membawa mereka dari Pulau Tikus menuju Pantai Malabero tenggelam pada Minggu, 11 April 2023, sekitar pukul 16.00 WIB. Kejadian ini mengakibatkan tujuh orang meninggal dunia.
Informasi awal menyebutkan tujuh korban meninggal dunia, namun pihak kepolisian masih terus melakukan update data. Para korban saat ini berada di Rumah Sakit Bhayangkara dan Rumah Sakit Hidayah dan Doa (RSHD) Kota Bengkulu. Identitas korban telah diungkap sebagian.
Korban Tewas dan Identitasnya
Tujuh nyawa melayang dalam peristiwa nahas ini. Identitas korban yang telah dirilis antara lain Riska Nurjanah (28) asal Lubuk Linggau, Sumatera Selatan; Ratna Kurniati (28), warga Kota Bengkulu; dan Tesya (20), warga Kabupaten Kepahiang, Bengkulu.
Selain mereka, korban lainnya adalah Nesya (27), warga Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu; Arva Richi Dekry (29), warga Padang Utara, Sumatera Barat; serta Yunita dan Suantra. Identitas lengkap Yunita dan Suantra masih dalam proses pengecekan.
Kronologi Tenggelamnya Kapal Wisata
Kapal yang membawa 104 penumpang, terdiri dari 98 wisatawan, satu nahkoda, dan lima anak buah kapal (ABK), mengalami kecelakaan saat perjalanan pulang dari Pulau Tikus.
Saat berada di perairan laut Malabero, mesin kapal dilaporkan mati. Kondisi ini membuat kapal rentan terhadap gelombang laut yang sedang tinggi.
Akibatnya, kapal diterjang ombak besar dan mengalami kebocoran. Dalam waktu singkat, kapal tersebut tenggelam.
Sebanyak 97 penumpang berhasil diselamatkan. Beberapa di antaranya mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit Bhayangkara dan RSHD karena mengalami luka-luka.
Penanganan dan Investigasi
Polresta Bengkulu melalui Kasat Intel, AKP Freddy Triandy Hutabarat, menyatakan proses update data korban terus dilakukan. Pihak berwenang fokus pada evakuasi dan penanganan korban.
Selain itu, investigasi menyeluruh akan dilakukan untuk mengetahui penyebab pasti kecelakaan dan memastikan kejadian serupa tidak terulang. Penyebab utama sementara yang diindikasikan adalah mesin kapal yang mati di tengah gelombang tinggi.
Proses identifikasi korban dan pendataan penumpang terus dilakukan untuk memastikan tidak ada lagi korban yang belum teridentifikasi.
Pemerintah daerah Bengkulu turut berduka cita atas musibah ini dan memberikan dukungan penuh kepada keluarga korban. Upaya bantuan dan dukungan terus diberikan kepada para korban selamat maupun keluarga korban meninggal dunia.
Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya keselamatan dan pemeliharaan kapal wisata, terutama dalam kondisi cuaca buruk. Perbaikan regulasi dan pengawasan ketat perlu menjadi perhatian untuk mencegah tragedi serupa di masa mendatang.
Semoga kejadian ini dapat menjadi pembelajaran berharga bagi semua pihak terkait untuk meningkatkan standar keselamatan pelayaran dan memberikan rasa aman bagi para wisatawan.