Skandal Mata-mata Iran: 3 Imigran Didakwa di Inggris

Skandal Mata-mata Iran: 3 Imigran Didakwa di Inggris
Sumber: Detik.com

Tiga pria Iran didakwa melakukan spionase di Inggris, memicu kekhawatiran tentang meningkatnya aktivitas mata-mata Iran di negara tersebut. Ketiga pria ini tiba di Inggris secara ilegal, dan dakwaan ini disampaikan di tengah meningkatnya pengawasan terhadap ancaman keamanan nasional dari Iran. Menteri Dalam Negeri Inggris berjanji untuk memperkuat kewenangan keamanan nasional sebagai tanggapan atas kejadian ini.

Penangkapan ini terjadi setelah Inggris mengungkap 20 rencana yang didukung Iran sejak tahun 2022, yang dianggap menimbulkan “ancaman yang berpotensi mematikan”. Pemerintah Inggris menekankan perlunya pertanggungjawaban Iran atas tindakannya.

Tersangka Spionase Iran dan Dakwaan yang Dilayangkan

Tiga pria Iran, Mostafa Sepahvand (39), Farhad Javadi Manesh (44), dan Shapoor Qalehali Khani Noori (55), muncul di Pengadilan Westminster Magistrates di London.

Mereka didakwa membantu dinas intelijen Iran, dengan dugaan aktivitas mata-mata berlangsung dari Agustus 2024 hingga Februari 2025.

Ketiga pria tersebut ditangkap pada tanggal 3 Mei. Mereka diduga menargetkan jurnalis yang berbasis di Inggris yang bekerja untuk Iran International, sebuah jaringan berita televisi berbahasa Persia yang telah dicap sebagai organisasi teroris oleh Iran.

Kepala komando Kontra-Terorisme Met, Dominic Murphy, menyebut dakwaan ini sebagai “tuduhan yang sangat serius” dan menggambarkan investigasi sebagai “sangat rumit dan bergerak cepat”.

Dakwaan Terinci terhadap Para Tersangka

Sepahvand didakwa terlibat dalam tindakan yang mungkin membantu dinas intelijen asing, dan juga dengan “pengawasan, pengintaian, dan penelitian sumber terbuka… yang dimaksudkan untuk melakukan tindakan, yaitu kekerasan serius terhadap seseorang di Inggris Raya.”

Manesh dan Noori didakwa terlibat dalam tindakan yang mungkin membantu dinas intelijen asing, dan “pengawasan dan pengintaian dengan maksud agar tindakan, yaitu kekerasan serius terhadap seseorang di Inggris Raya, dilakukan oleh orang lain.”

Seorang pria keempat yang ditangkap pada 9 Mei telah dibebaskan tanpa dakwaan.

Tanggapan Pemerintah Inggris dan UU Keamanan Nasional

Menteri Dalam Negeri Yvette Cooper menyatakan komitmennya untuk meningkatkan kewenangan keamanan nasional Inggris.

Ia menekankan bahwa Inggris tidak akan menoleransi peningkatan ancaman negara di wilayahnya.

Undang-Undang Keamanan Nasional memberikan penegak hukum kewenangan yang lebih besar dalam menggagalkan ancaman negara, termasuk campur tangan asing dan spionase.

Iran telah menjadi negara pertama yang ditempatkan pada tingkatan yang lebih tinggi dari Skema Pendaftaran Pengaruh Asing. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan keamanan nasional Inggris terhadap pengaruh asing yang terselubung.

Semua individu yang bekerja di Inggris untuk Iran, badan intelijennya, atau Garda Revolusi diwajibkan untuk mendaftar atau menghadapi hukuman penjara.

Penangkapan Terpisah dan Investigasi Berkelanjutan

Lima warga negara Iran lainnya ditangkap pada 3 Mei dalam penyelidikan terpisah terkait dugaan persiapan aksi teroris.

Empat dari mereka telah dibebaskan, sementara satu orang dibebaskan dengan jaminan.

Penyelidikan terhadap kelima warga negara Iran tersebut masih berlangsung.

Kasus ini menyoroti peningkatan kekhawatiran tentang aktivitas Iran di Inggris dan komitmen pemerintah untuk melindungi keamanan nasionalnya. Dakwaan terhadap ketiga pria Iran ini menunjukkan keseriusan ancaman spionase dan pentingnya peningkatan pengawasan terhadap aktivitas asing yang mencurigakan. Proses hukum yang sedang berlangsung akan menentukan hukuman yang akan dijatuhkan kepada para tersangka.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *