Tottenham Hotspur menciptakan kejutan besar di dunia sepak bola dengan mengalahkan Manchester United 1-0 pada final Liga Europa di Bilbao, Spanyol, Rabu, 21 Mei 2025. Kemenangan dramatis ini menandai berakhirnya paceklik gelar Tottenham selama 17 tahun. Para penggemar Spurs yang memenuhi Estadio de San Mames larut dalam euforia, merayakan trofi pertama mereka sejak 2008 dan trofi kontinental pertama sejak 1984.
Kemenangan ini bukan hanya soal gelar, tetapi juga simbol perubahan besar bagi Tottenham. Mereka berhasil melepaskan diri dari bayang-bayang “hampir cukup baik” yang selama ini melekat pada klub.
Kemenangan Tottenham dan Dampaknya
Bagi Tottenham, ini adalah momen bersejarah. Mereka berhasil mengamankan tiket ke Liga Champions musim depan, sebuah prestasi yang cukup mengejutkan mengingat performa domestik mereka yang kurang mengesankan.
Tottenham hanya menempati posisi ke-17 di klasemen Liga Premier, menelan 21 kekalahan sepanjang musim. Ironisnya, Manchester United yang mereka kalahkan juga mengalami musim yang buruk, berada di peringkat ke-16 setelah hanya menang empat kali sejak awal tahun.
Dampak Finansial Bagi Manchester United
Kekalahan di final Liga Europa berdampak signifikan pada saham Manchester United. Meskipun sempat naik 1,47% menjadi USD 14,54 di Bursa Efek New York pada hari pertandingan, saham MANU kemudian anjlok 6,12% setelah perdagangan berakhir.
Harga saham tersebut berfluktuasi antara USD 14,23 dan USD 14,87, dengan kapitalisasi pasar mencapai USD 2,51 miliar. Kegagalan lolos ke Liga Champions juga berdampak pada pendapatan klub yang diperkirakan mencapai Rp 2,2 triliun.
Kekayaan Jim Ratcliffe dan Kondisi Keuangan Manchester United
Kekalahan ini juga turut mempengaruhi kekayaan Jim Ratcliffe, salah satu pemilik Manchester United. Berdasarkan Sunday Times Rich List, kekayaannya turun menjadi 17,04 miliar poundsterling dari 23,51 miliar poundsterling tahun lalu.
Ratcliffe, yang telah mengakuisisi 28,94% saham Manchester United, telah menerapkan langkah-langkah pemotongan biaya untuk memperbaiki kinerja klub. Namun, posisi Manchester United di peringkat ke-16 Liga Premier menunjukan bahwa upaya tersebut belum membuahkan hasil maksimal.
Kegagalan di final Liga Europa bukan hanya pukulan telak bagi ambisi Manchester United di lapangan, tapi juga membawa implikasi finansial yang serius bagi klub. Kehilangan pendapatan dari Liga Champions menambah beban keuangan yang sudah dihadapi klub musim ini.
Pakar keuangan sepak bola, Kieran Maguire, bahkan menyebut pertandingan final tersebut sebagai “pertandingan paling penting dalam sejarah klub” karena dampaknya terhadap keuangan Manchester United.
Secara keseluruhan, final Liga Europa 2025 menyajikan kontras yang tajam antara kebahagiaan Tottenham dan kekecewaan Manchester United, baik di atas lapangan maupun di pasar saham. Kemenangan Tottenham menandai kebangkitan mereka, sementara Manchester United menghadapi tantangan besar dalam memperbaiki performa dan keuangan mereka.