Rusia Serbu Tambang Kripto Ilegal: Krisis Listrik Jadi Alasan

Rusia Serbu Tambang Kripto Ilegal: Krisis Listrik Jadi Alasan
Sumber: Liputan6.com

Insinyur listrik Rusia mengembangkan metode inovatif untuk mendeteksi aktivitas penambangan kripto ilegal. Metode ini dipicu oleh semakin maraknya operasi penambangan tersembunyi yang menyebabkan gangguan listrik di beberapa daerah, khususnya di Dagestan.

Dagestan, wilayah di Kaukasus Utara, dikenal dengan tarif listriknya yang murah. Kondisi ini menjadi daya tarik bagi para penambang kripto ilegal untuk beroperasi secara sembunyi-sembunyi.

Strategi Baru Deteksi Penambangan Kripto Ilegal di Rusia

Perusahaan listrik nasional Rusia, Rosseti, bersama anak perusahaannya Dagenergo, melakukan eksperimen di desa Balakhani dan Maidanskoye. Warga di dua desa ini mengeluhkan pemadaman listrik yang berulang.

Kecurigaan terhadap aktivitas penambangan kripto ilegal mendorong Rosseti untuk berkolaborasi dengan penyedia internet dan operator seluler. Mereka memutuskan koneksi internet sementara di kedua desa.

Hasilnya signifikan. Beban listrik langsung turun 3,2 megawatt (MW), cukup untuk memberi daya ke 1.500 rumah. Padahal, jumlah rumah tangga di kedua desa tersebut kurang dari 900.

Rosseti memperkirakan penurunan beban listrik tersebut berasal dari sekitar 900 mesin penambangan kripto. Metode pemutusan internet sementara ini terbukti efektif dan sedang dipertimbangkan untuk diterapkan di wilayah lain.

Penambang Kripto yang Semakin Cerdik

Meskipun metode pemutusan internet efektif, para penambang kripto semakin licik dalam menyembunyikan operasinya.

Banyak penambang yang menyamarkan perangkat mereka di berbagai lokasi. Gudang, peternakan, bahkan mobil van yang dimodifikasi menjadi tempat persembunyian.

Beberapa penambang bahkan membangun tambang bawah tanah hanya beberapa meter dari permukaan tanah. Hal ini menunjukkan betapa canggihnya upaya penyembunyian yang dilakukan.

Di Distrik Untsukulsky, sebuah operasi penggerebekan baru-baru ini berhasil menyita puluhan rig penambangan. Operasi ini memicu 35 kasus hukum terkait penggunaan listrik ilegal.

Sebanyak 30 warga dari empat desa di daerah tersebut kini menghadapi tuntutan hukum. Ini menunjukkan bahwa penegakan hukum terhadap aktivitas ilegal ini terus dilakukan.

Kerugian Negara dan Upaya Peningkatan Penindakan

Rosseti mengungkapkan kerugian akibat penambangan kripto ilegal dan kuasi-legal selama tiga tahun terakhir mencapai sekitar USD 5 juta (sekitar Rp 82,8 miliar dengan asumsi kurs Rp 16.569 per dolar AS).

Dagestan tercatat sebagai wilayah dengan jumlah penambangan ilegal tertinggi di Kaukasus Utara. Aktivitas ilegal dan konsumsi listrik yang dicuri di daerah ini bahkan meningkat dua kali lipat pada tahun 2024.

Vyacheslav Afanasyev dari Southern Unified Energy System menjelaskan bahwa gardu listrik kini banyak yang mengalami kelebihan beban. Kondisi ini merupakan indikator kuat adanya penambangan kripto ilegal.

Pihak berwenang mempertimbangkan untuk memperluas larangan penambangan kripto secara nasional. Saat ini, Dagestan telah memberlakukan larangan tersebut selama musim dingin hingga tahun 2031.

Ada usulan untuk memberlakukan hukuman pidana bagi para pelanggar, bukan hanya denda. Hal ini bertujuan untuk memberikan efek jera yang lebih besar.

Sebaliknya, wilayah lain di Rusia yang memiliki kapasitas listrik berlebih didorong untuk menerima penambang kripto legal, dengan syarat mereka mematuhi peraturan yang berlaku.

Kesimpulannya, pemerintah Rusia tengah berupaya keras untuk mengatasi masalah penambangan kripto ilegal yang merugikan negara dan mengganggu pasokan listrik. Strategi baru yang inovatif dipadukan dengan penegakan hukum yang lebih ketat diharapkan mampu menekan aktivitas ilegal tersebut.

Langkah-langkah ini tidak hanya fokus pada penindakan, tetapi juga pada regulasi yang lebih baik untuk mengarahkan aktivitas penambangan kripto ke jalur yang legal dan berkelanjutan.

Pos terkait