Rahasia Ganula: Tak Kedaluwarsa, Amankah untuk Kesehatan Anda?

Rahasia Ganula: Tak Kedaluwarsa, Amankah untuk Kesehatan Anda?
Sumber: Liputan6.com

Galon guna ulang (GGU) atau yang sering disebut ganula, menjadi barang umum di rumah tangga Indonesia. Namun, kenyamanan penggunaan GGU ini ternyata menyimpan potensi bahaya kesehatan yang serius jika penggunaannya tidak dikontrol.

Ketiadaan regulasi yang jelas mengenai batas masa pakai GGU menimbulkan kekhawatiran. Komunitas Konsumen Indonesia (KKI) pun angkat bicara, mengkritik lemahnya pengawasan dan perlindungan konsumen dalam hal ini.

Regulasi yang Belum Jelas dan Eksploitasi Produsen

BPOM telah mewajibkan pelabelan risiko BPA pada GGU mulai 2024, dengan tenggang waktu hingga 2028. Namun, aturan mengenai batas masa pakai GGU hingga kini masih belum diterbitkan.

Ketua KKI, David Tobing, menyatakan bahwa celah regulasi ini dieksploitasi oleh produsen. Mereka terus mendistribusikan GGU yang sudah tidak layak pakai, mengabaikan potensi risiko kesehatan konsumen.

David menyoroti disparitas regulasi yang merugikan konsumen. Keuntungan produsen diprioritaskan, sementara keselamatan konsumen diabaikan.

Batas Penggunaan Galon Polikarbonat: Rekomendasi Para Ahli

Prof. Mochamad Chalid, pakar polimer dari Universitas Indonesia, merekomendasikan batas penggunaan galon polikarbonat maksimal 40 kali pengisian ulang atau sekitar satu tahun.

Hal ini dikarenakan bahan polikarbonat yang digunakan pada GGU direkatkan menggunakan Bisphenol A (BPA). Penggunaan yang terus-menerus dapat melepaskan BPA ke dalam air minum.

David menjelaskan, jika GGU digunakan seminggu sekali, maka setelah satu tahun sebaiknya tidak digunakan lagi. Ini penting untuk mencegah paparan BPA yang berbahaya.

Tingginya Persentase GGU Tua yang Beredar di Masyarakat

Hasil investigasi KKI tahun 2024 di sejumlah kota besar Indonesia menunjukkan fakta mengejutkan.

Hampir 40% galon yang beredar di masyarakat telah berusia lebih dari dua tahun. Angka ini jauh melampaui batas aman yang direkomendasikan para ahli.

Temuan ini menguatkan dugaan bahwa produsen memprioritaskan efisiensi biaya dan keuntungan daripada keselamatan konsumen. Pertanyaan pun muncul: mengapa GGU yang sudah tua tidak ditarik dari peredaran, sementara produsen sudah memproduksi galon baru bebas BPA?

Bahaya BPA dan Peran Penting Pemerintah

BPA, senyawa kimia sintetis dalam GGU, berpotensi menimbulkan dampak serius bagi kesehatan jangka panjang.

Ratusan penelitian ilmiah menunjukkan paparan BPA dapat mengganggu fungsi hormon, memengaruhi tumbuh kembang anak, bahkan meningkatkan risiko beberapa jenis kanker.

KKI mendesak pemerintah untuk segera menetapkan aturan baku mengenai masa pakai GGU.

Pemerintah juga didesak untuk mempercepat implementasi pelabelan peringatan bahaya BPA tanpa menunggu masa tenggang yang terlalu lama.

David Tobing menekankan pentingnya peran pemerintah dalam melindungi konsumen dari praktik bisnis yang merugikan. Undang-Undang Perlindungan Konsumen seharusnya menjadi payung hukum yang kuat untuk melindungi konsumen, pihak yang paling rentan.

KKI berharap pemerintah segera menutup celah regulasi ini. Standar yang jelas dan tegas mengenai masa pakai GGU sangat dibutuhkan agar tidak ada lagi GGU yang sudah tua beredar di pasaran.

Ke depannya, kolaborasi antara pemerintah, produsen, dan organisasi konsumen sangat penting untuk memastikan keamanan produk dan kesehatan masyarakat. Penerapan regulasi yang ketat dan edukasi publik tentang bahaya penggunaan GGU yang berlebihan menjadi kunci utama dalam upaya melindungi konsumen.

Pos terkait