Musim kemarau ekstrem di Bali melanda Desa Uma Palak Lestari, Denpasar Utara, mengancam produksi pertanian, khususnya padi. Kekurangan air menjadi kendala utama bagi para petani di sana.
Untuk mengatasi masalah ini, warga Desa Uma Palak Lestari berkolaborasi dengan Aviation Fuel Terminal (AFT) Ngurah Rai Pertamina Patra Niaga. Kerjasama ini bertujuan untuk meningkatkan sistem irigasi dan menjamin ketersediaan air sepanjang musim kemarau.
Inovasi Teknologi untuk Pertanian Berkelanjutan
I Made Darayasa, salah satu petani Desa Uma Palak Lestari, mengungkapkan dampak negatif kekeringan terhadap hasil panen. Produksi padi menurun drastis, bahkan kerap gagal panen.
Bersama Pertamina, mereka menerapkan teknologi inovatif bernama SIUMA (Suplai Energi Manajemen Irigasi Uma Palak). Sistem ini menggunakan sensor kelembapan tanah berbasis IoT yang terhubung langsung ke grup WhatsApp petani.
Dengan SIUMA, petani dapat memantau kondisi kelembapan tanah secara *real time* dan menentukan jadwal irigasi yang tepat. Hal ini meningkatkan efisiensi penggunaan air dan meminimalisir potensi gagal panen.
Selain SIUMA, penggunaan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) berkapasitas 21 kWp dan mikrohidro juga diterapkan. Kedua energi terbarukan ini berperan penting dalam menekan biaya operasional sistem irigasi.
Program Desa Energi Berdikari (DEB) Pertamina
VP Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso, menjelaskan bahwa Desa Uma Palak Lestari merupakan bagian dari program Desa Energi Berdikari (DEB).
Program DEB merupakan inisiatif Pertamina untuk memberdayakan masyarakat melalui pemanfaatan energi terbarukan dan peningkatan ketahanan pangan. Saat ini, terdapat 172 desa di Indonesia yang tergabung dalam program DEB.
Di Desa Uma Palak Lestari, program DEB fokus pada ketahanan pangan. Pemanfaatan energi terbarukan juga berkontribusi pada pengurangan emisi karbon sekitar 27,3 ton CO₂ ekuivalen per tahun.
Lebih dari 400 petani, termasuk 24 perempuan, merasakan manfaat DEB. Manfaatnya meliputi akses energi terbarukan, pelatihan pertanian organik, dan peningkatan peluang ekonomi melalui ekowisata dan penjualan hasil tani.
Program DEB selaras dengan komitmen Pertamina dalam mendukung transisi energi dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB), khususnya TPB 2 (Tanpa Kelaparan), TPB 7 (Energi Bersih dan Terjangkau), dan TPB 13 (Penanganan Perubahan Iklim).
Dampak Positif DEB Uma Palak Lestari
Lurah Peguyangan, I Gede Sudi Arcana, mengapresiasi dampak positif program DEB. Program ini berhasil menekan biaya operasional hingga Rp700.000 per bulan.
Produksi padi organik meningkat signifikan, mencapai 2,3 kali lipat, dari 5,1 ton/ha menjadi 7,5 ton/ha. Lima hektar sawah padi organik menghasilkan omzet Rp476 juta per tahun.
Penggunaan traktor elektrik juga memberikan penghematan biaya operasional. Biaya pengolahan sawah turun dari Rp25.000 per are menjadi Rp15.000 per are.
Selain peningkatan produksi pertanian, Desa Uma Palak Lestari kini berkembang menjadi kawasan ekowisata edukatif. Fasilitas yang tersedia meliputi ruang terbuka hijau, jalur joging, area kafe, dan camping ground.
Jumlah kunjungan wisatawan mencapai 72.000 per tahun, yang memberikan tambahan pendapatan bagi warga sekitar Rp64 juta per tahun. Keberhasilan ini membuktikan kolaborasi antara masyarakat dan perusahaan swasta dapat menciptakan solusi berkelanjutan untuk menghadapi tantangan pertanian.
Keberhasilan Desa Uma Palak Lestari menjadi contoh nyata bagaimana inovasi teknologi dan kerjasama yang baik dapat mengatasi permasalahan pertanian di tengah perubahan iklim. Model ini dapat diadopsi oleh daerah lain yang menghadapi tantangan serupa untuk menciptakan ketahanan pangan yang lebih baik.