Perang Israel-Iran: TNI Harus Siap, Kekuatan Nasional Penting

Perang Israel-Iran: TNI Harus Siap, Kekuatan Nasional Penting
Sumber: Liputan6.com

Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Utut Adianto, menyampaikan keprihatinan terkait konflik Israel-Iran. Beliau menekankan perlunya pemerintah Indonesia bersiap menghadapi implikasi perang modern yang berbeda jauh dari peperangan konvensional. Perang udara kini menjadi faktor penentu utama, bukan lagi pertempuran darat.

Perang modern, menurut Utut, sangat berbeda dengan persepsi umum. Ia menyamakan situasi terkini dengan adegan film Star Wars.

Perang Udara sebagai Faktor Penentu

Utut Adianto mengingatkan bahwa Indonesia perlu mempersiapkan diri menghadapi potensi dampak perang udara. Meskipun berharap Indonesia tidak terlibat langsung, kesiapan menghadapi dampaknya tetap krusial.

Pemerintah harus memiliki strategi yang matang dalam menghadapi potensi ancaman udara. Hal ini memerlukan penguatan kemampuan pertahanan udara TNI.

Peran Strategis Presiden Prabowo Subianto

Utut mendesak Presiden Prabowo Subianto untuk bersiap mengantisipasi dampak perang Israel-Iran. Kesiapan tersebut bukan berarti Indonesia akan berperang, melainkan siap menghadapi dampak lanjutannya.

Pemahaman terhadap dinamika perang modern sangat penting. Perang konvensional dan perang modern memiliki perbedaan signifikan dalam strategi dan teknologi.

Kesiapan Anggaran dan Strategi Pertahanan

Utut mempertanyakan kesiapan anggaran pertahanan Indonesia. Anggaran yang terbatas berpotensi cepat habis jika terjadi perang.

Beliau menekankan pentingnya perencanaan anggaran yang komprehensif, tidak hanya untuk belanja operasional, tetapi juga untuk tabungan menghadapi situasi darurat. Sistem perencanaan anggaran yang baik akan memastikan kesiapan menghadapi berbagai kemungkinan ancaman.

Perlunya Perencanaan Anggaran yang Komprehensif

Utut menyoroti keterbatasan anggaran pertahanan Indonesia. Beliau mencontohkan, amunisi untuk perang udara hanya cukup bertahan selama dua minggu jika perang terjadi.

Anggaran negara yang mencapai Rp 3.621 triliun belum cukup untuk menghadapi potensi perang modern yang bergantung pada kemampuan udara. Oleh karena itu, diperlukan perencanaan anggaran yang jauh lebih matang dan komprehensif.

Kebutuhan Menabung untuk Keadaan Darurat

Utut menyayangkan kekurangan konsep menabung dalam APBN. Dana darurat untuk keperluan mendesak seperti perang belum dialokasikan secara memadai.

Sistem perencanaan anggaran saat ini cenderung berfokus pada belanja operasional, tanpa memperhitungkan kebutuhan dana darurat yang signifikan. Perubahan paradigma dalam perencanaan anggaran sangat diperlukan.

Indonesia perlu belajar dari konflik Israel-Iran. Perang modern menuntut kesiapan yang menyeluruh, mulai dari strategi pertahanan hingga perencanaan anggaran yang komprehensif. Penguatan TNI, khususnya dalam kemampuan pertahanan udara, menjadi prioritas utama. Lebih lanjut, perencanaan anggaran yang memperhitungkan dana darurat sangat penting untuk menghadapi potensi ancaman di masa depan.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *