Korea Selatan-UE Gabung Basmi Peretas Kripto Korea Utara

Korea Selatan-UE Gabung Basmi Peretas Kripto Korea Utara
Sumber: Liputan6.com

Korea Selatan dan Uni Eropa (UE) semakin memperkuat kerja sama dalam melawan kejahatan siber, khususnya yang dilakukan oleh Korea Utara. Kolaborasi ini difokuskan pada pencurian aset kripto yang semakin menjadi ancaman global.

Kesepakatan peningkatan kerja sama keamanan siber ini ditandatangani pada Selasa, 20 Mei 2025 di Seoul. Kedua pihak berkomitmen untuk menjaga dunia maya tetap aman, terbuka, dan stabil.

Kerja Sama Menanggulangi Peretasan Kripto Korea Utara

Pertemuan bilateral di Seoul membahas peningkatan kerja sama dalam menghadapi kejahatan siber lintas negara. Korea Utara, sebagai aktor utama dalam kejahatan siber, menjadi fokus utama pembahasan.

Kementerian Luar Negeri Korea Selatan menyatakan kedua pihak menganalisis lanskap ancaman siber dan sepakat akan pentingnya kerja sama erat untuk menanggapi ancaman secara efektif, termasuk pencurian kripto oleh Korea Utara.

Pertemuan tersebut dipimpin oleh Youn Jong-kwon dari Kementerian Luar Negeri Korea Selatan dan Maciej Stadejek dari European External Action Service (EEAS).

Lembaga strategis seperti Dinas Intelijen Nasional Korea Selatan, Kantor Kejaksaan Agung, dan Komisi Eropa turut hadir dalam pertemuan tersebut.

Strategi Perkuat Keamanan Siber Global

Langkah strategis untuk memperkuat keamanan siber global disepakati oleh kedua belah pihak.

Peningkatan kecepatan pertukaran informasi akan memungkinkan respons yang lebih efektif terhadap serangan siber.

Kerja sama investigasi internasional terhadap kejahatan siber yang semakin canggih juga akan ditingkatkan.

Korea Selatan dan UE mendukung kerja sama dalam forum global seperti PBB untuk memperkuat tata kelola siber internasional.

Kedua negara juga berupaya membantu negara lain meningkatkan pertahanan siber mereka.

Ancaman Siber dari Korea Utara dan Dampaknya

Aktivitas peretasan yang dilakukan oleh kelompok siber afiliasi Korea Utara, seperti Lazarus Group, semakin meningkat.

Kelompok ini diduga telah mencuri aset kripto senilai sekitar USD 1,7 miliar dari bursa WazirX dan Bybit pada 2024 dan 2025.

Taktik peretasan mereka semakin canggih, termasuk serangan phishing, penyebaran malware, dan penggunaan identitas palsu.

Baru-baru ini, peretas Korea Utara mencoba menyamar sebagai insinyur dan melamar kerja di perusahaan kripto Kraken, namun gagal.

Laporan Google menunjukkan peretas yang terkait dengan Korea Utara memperluas sasaran ke perusahaan blockchain di luar AS, termasuk Inggris dan negara-negara Eropa.

Peningkatan pengawasan pemerintah terhadap aktivitas ilegal mereka tampaknya mendorong diversifikasi target.

Kerja sama antara Korea Selatan dan Uni Eropa menandai langkah signifikan dalam menghadapi ancaman siber global yang semakin kompleks. Komitmen untuk berbagi informasi dan investigasi bersama diharapkan dapat menekan aktivitas peretasan kripto yang dilakukan oleh aktor negara seperti Korea Utara, serta menciptakan lingkungan siber yang lebih aman dan stabil bagi semua pihak. Langkah proaktif ini penting untuk melindungi individu dan lembaga dari serangan siber yang semakin canggih.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Pos terkait