Kemandirian Pangan: Kunci Negara Kuat, Bebas dari Krisis

Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka baru-baru ini menekankan betapa pentingnya kemandirian pangan bagi Indonesia, terutama di tengah tantangan global yang semakin kompleks. Dalam sebuah video monolog yang diunggah di akun Gibran TV pada Sabtu (10/5/2025), ia menyampaikan keprihatinan atas potensi krisis pangan dunia dan mendesak perlunya langkah-langkah strategis untuk mengamankan ketahanan pangan nasional. Pernyataan ini sejalan dengan pandangan Presiden Prabowo yang juga selalu memprioritaskan isu kemandirian pangan.

Pertumbuhan penduduk dunia yang diperkirakan mencapai 9,4 miliar jiwa pada tahun 2045 menjadi salah satu faktor pendorong peningkatan kebutuhan pangan secara signifikan. Situasi ini diperparah oleh berbagai tantangan global seperti memanasnya geopolitik, konflik berkepanjangan, ketidakpastian kebijakan global, dan dampak perubahan iklim.

Kemandirian Pangan: Ketahanan Bangsa di Tengah Tantangan Global

Indonesia, dengan jumlah petani mencapai 28 juta jiwa, memiliki potensi besar untuk mencapai kemandirian pangan. Kekayaan alam dan kesuburan tanah mendukung produksi komoditas unggulan seperti padi, sawit, kakao, kopi, jagung, tebu, dan buah-buahan tropis. Data terbaru menunjukkan stok beras nasional mencapai lebih dari 3,1 juta ton, tertinggi dalam 23 tahun terakhir.

Serapan beras hasil panen petani dari Januari hingga Maret juga mencapai 719 ribu ton, angka tertinggi dalam 10 tahun terakhir. Pemerintah terus berupaya meningkatkan produksi dan distribusi pangan melalui berbagai program pembangunan infrastruktur.

Pengembangan Ekosistem Pertanian yang Berkelanjutan

Pemerintah fokus pada pengembangan ekosistem pertanian yang berkelanjutan. Pemanfaatan teknologi pertanian modern menjadi kunci untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi distribusi, dan riset pengembangan bibit unggul. Pembangunan infrastruktur pendukung seperti 53 bendungan baru (45 di antaranya untuk irigasi lahan pertanian), menambah total bendungan yang bermanfaat untuk irigasi menjadi 218.

Pembangunan dan perbaikan irigasi primer, sekunder, dan tersier juga menjadi prioritas. Tahun ini, alokasi anggaran difokuskan untuk mengairi 2 juta hektar lahan pertanian. Selain itu, pembangunan 366 ribu kilometer jalan produksi di desa-desa melalui dana desa memudahkan akses distribusi hasil pertanian ke pasar dan pusat pengolahan.

Peran Teknologi dan Hilirisasi Pertanian

Teknologi berperan penting dalam menjaga kualitas hasil panen dalam jangka waktu lebih lama melalui fasilitas pergudangan modern. Hilirisasi pertanian juga menjadi fokus untuk meningkatkan nilai tambah hasil panen. Contohnya, pengolahan tebu menjadi bioetanol dan bioavtur sebagai alternatif sumber energi bersih. Generasi muda diharapkan berperan aktif dalam inovasi dan terobosan di sektor pertanian.

Upaya Pemerintah dalam Mewujudkan Kemandirian Pangan

Pemerintah terus berupaya menyederhanakan distribusi pupuk dan memangkas 145 regulasi untuk memudahkan akses pupuk bersubsidi bagi lebih dari 14,9 juta petani. Pemberantasan mafia pangan dan peningkatan pendampingan petani juga menjadi fokus utama.

Gerakan Indonesia Menanam diluncurkan sebagai strategi jangka panjang untuk mendorong partisipasi masyarakat dalam meningkatkan ketahanan pangan nasional. Kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk swasta, akademisi, dan masyarakat, menjadi kunci keberhasilan dalam mewujudkan sistem pangan yang berkelanjutan.

Wapres Gibran menegaskan komitmen pemerintah untuk terus berupaya mewujudkan kemandirian dan ketahanan pangan nasional. Kerja sama dan kolaborasi semua pihak sangat penting dalam menciptakan masa depan pangan yang lebih baik dan kuat untuk Indonesia. Dengan potensi yang dimiliki dan langkah-langkah strategis yang telah dan akan dilakukan, Indonesia memiliki peluang besar untuk mencapai kemandirian pangan.

Pos terkait