Kelompok pemberontak Houthi di Yaman meningkatkan tensi konflik dengan Israel. Mereka mengancam akan memblokade pelabuhan Haifa sebagai balasan atas serangan militer Israel yang terus meningkat di Gaza.
Ancaman ini disampaikan oleh juru bicara militer Houthi, Yahya Saree, pada Senin (19/5/2025). Pernyataan tersebut menimbulkan kekhawatiran akan eskalasi konflik regional yang lebih luas.
Ancaman Blokade Pelabuhan Haifa
Saree menyatakan Houthi akan melakukan blokade laut terhadap pelabuhan Haifa. Peringatan resmi telah disampaikan kepada perusahaan pelayaran yang beroperasi di atau menuju pelabuhan tersebut.
Ia menambahkan bahwa pelabuhan Haifa telah menjadi target operasi Houthi. Ancaman ini merupakan respons atas apa yang disebut Saree sebagai “agresi brutal” Israel terhadap warga Palestina di Gaza.
Houthi menegaskan serangan terhadap Israel dapat dihentikan jika agresi di Gaza berakhir dan blokade terhadap Gaza dicabut. Ini menjadi poin penting dalam negosiasi perdamaian yang masih belum terlihat titik terangnya.
Eskalasi Konflik Israel-Gaza dan Peran Houthi
Pernyataan Houthi muncul setelah Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan akan menguasai seluruh wilayah Gaza. Pernyataan ini menandai peningkatan eskalasi militer terhadap Hamas.
Sejak konflik Gaza pecah Oktober 2023, Houthi yang didukung Iran telah melancarkan serangan rudal dan drone ke Israel. Serangan ini sempat berhenti selama dua bulan gencatan senjata hingga Maret 2025, tetapi kembali berlanjut setelah jeda berakhir.
Houthi sebelumnya juga mengancam akan menargetkan pelayaran internasional sebagai protes terhadap blokade bantuan kemanusiaan ke Gaza oleh Israel. Hal ini memperlihatkan dukungan Houthi terhadap Palestina dan kecaman mereka terhadap tindakan Israel.
Amerika Serikat merespons ancaman Houthi dengan serangan udara hampir setiap hari sejak 15 Maret. Sasarannya adalah wilayah-wilayah yang dikuasai Houthi di sekitar Laut Merah dan Teluk Aden, untuk mengamankan jalur pelayaran internasional.
Meskipun gencatan senjata terbatas antara Houthi dan AS tercapai bulan ini, Houthi tetap menegaskan akan melancutkan serangan terhadap Israel. Ini menunjukkan komitmen mereka untuk mendukung Palestina, terlepas dari konsekuensinya.
Reaksi Israel dan Potensi Konsekuensi
Israel merespon ancaman Houthi dengan keras. Militer Israel melancarkan serangan ke dua pelabuhan yang dikuasai Houthi pada Jumat lalu.
Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, memberikan peringatan tegas. Ia menyatakan bahwa pemimpin Houthi akan menghadapi konsekuensi yang sama seperti pemimpin Hamas jika serangan rudal berlanjut.
Ancaman blokade pelabuhan Haifa oleh Houthi dan respons keras Israel meningkatkan potensi eskalasi konflik. Situasi ini memerlukan upaya diplomasi intensif untuk mencegah konflik meluas dan mengancam stabilitas regional.
Ketegangan antara Houthi dan Israel, di tengah konflik Israel-Palestina, menunjukkan kompleksitas geopolitik di Timur Tengah. Situasi ini membutuhkan pengawasan ketat dan upaya diplomasi yang efektif untuk mencegah eskalasi yang lebih berbahaya.
Langkah selanjutnya dari kedua belah pihak akan menentukan apakah konflik ini akan meluas dan berdampak pada stabilitas regional yang lebih besar. Dunia internasional perlu berperan aktif untuk mendorong perdamaian dan mencegah terjadinya kekerasan lebih lanjut.