Kehilangan jemaah haji di Arab Saudi kembali menyoroti potensi tersasar di Tanah Suci, khususnya di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Kompleksitas akses, serta perubahan alur masuk-keluar masjid yang tiba-tiba diterapkan oleh petugas keamanan, seringkali membuat jemaah kebingungan, terutama bagi mereka yang baru pertama kali menunaikan ibadah haji.
Untuk mencegah kepanikan dan membantu jemaah yang tersesat, pihak penyelenggara haji Indonesia telah menyediakan sejumlah pos bantuan di lokasi-lokasi strategis. Petugas haji yang mengenakan seragam biru siap memberikan panduan dan bantuan.
Titik Pos Bantuan di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi
Demi memastikan keamanan dan kenyamanan jemaah haji Indonesia, telah disiapkan sejumlah pos bantuan di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Pos-pos ini berperan penting dalam membantu jemaah yang mengalami kesulitan atau tersesat.
Di Masjidil Haram, terdapat sembilan titik pos bantuan yang tersebar di lokasi-lokasi strategis. Lokasi-lokasi ini meliputi area yang padat pengunjung dan rawan terjadi kehilangan jemaah.
- Terminal Syib Amir
- Pintu keluar Marwah
- Area sai (Mas’a)
- Area thawaf (mataf)
- Area Pintu Babussalam
- Area WC 3
- ATM Center Dar At Tawhid
- Arah menuju Jarwal (Anjum Hotel)
- Area perluasan Abdullah
Seluruh pos di Masjidil Haram berada di bawah koordinasi Sektor Khusus Masjidil Haram. Petugas di setiap pos siap membantu jemaah yang membutuhkan.
Sementara itu, di Masjid Nabawi, terdapat lima pos sektor khusus yang tersebar di area masjid. Pos-pos ini juga difungsikan untuk membantu jemaah yang mengalami kesulitan.
- Pintu utama Masjid Nabawi nomor 332 sampai 336
- Pintu nomor 326 sampai 328
- Samping Masjid Ghomamah, dari sudut pintu Air Zamzam hingga pintu nomor 315
- Samping pintu nomor 301 sampai 305
- Area Raudhah, mulai dari jalur antrian hingga di dalam Raudhah, pintu nomor 360 sampai 365
Keberadaan pos-pos bantuan ini diharapkan dapat meminimalisir kejadian jemaah tersesat. Jemaah diimbau untuk selalu waspada dan mengingat lokasi pos bantuan terdekat.
Imbauan untuk Jemaah Haji Agar Terhindar dari Tersasar
Selain penyediaan pos bantuan, pihak PPIH Arab Saudi juga memberikan imbauan penting bagi para jemaah haji. Imbauan ini bertujuan untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali.
Salah satu imbauan yang sangat penting adalah agar jemaah tidak bepergian sendirian. Selalu berpegangan tangan dengan anggota keluarga atau rombongan.
Jemaah juga diimbau untuk menghafalkan rute dan nomor kendaraan, khususnya jika menggunakan bus shalawat. Mengetahui terminal tujuan juga sangat penting untuk menghindari tersesat.
Mengingat rute dan nomor kendaraan akan sangat membantu jika terjadi penyimpangan rute atau kehilangan jemaah. Kehilangan jemaah dapat berakibat fatal.
Kasus Jemaah Haji Hilang dan Upaya Pencarian
Hingga saat ini, tiga jemaah haji Indonesia masih dalam pencarian. Ketiganya dilaporkan hilang dari rombongan masing-masing.
Ketiga jemaah tersebut adalah Nurimah Mentajim (Kloter PLM 19), Sukardi bin Jakim (Kloter SUB 79), dan Hasbullah (Kloter BDJ 07). Ketiga jemaah dilaporkan mengidap demensia.
Kasus Hasbullah menjadi sorotan. Ia dilaporkan hilang pada Selasa dini hari, 17 Juni 2025, di Makkah setelah keluar dari kamar hotel tanpa pengawasan keluarga. Upaya pencarian melibatkan berbagai pihak.
Tim pencarian yang terdiri dari Tim A dan Tim B dibentuk oleh PPIH Arab Saudi. Kerjasama dengan syarikah, Konjen RI, Konsul Haji di Jeddah, dan petugas KKHI Makkah juga dilakukan. Rumah sakit di Makkah dan Jeddah juga disisir.
Proses pencarian masih terus dilakukan. Semoga ketiga jemaah haji tersebut segera ditemukan dan dapat kembali ke keluarga mereka.
Kejadian ini sekali lagi mengingatkan pentingnya kewaspadaan dan persiapan yang matang sebelum dan selama pelaksanaan ibadah haji. Saling menjaga dan berpegang teguh pada rombongan sangat penting untuk mencegah kejadian serupa terulang.





