Harga emas dunia mengalami penurunan signifikan pada Rabu waktu Amerika Serikat (AS), merosot lebih dari 1%. Penurunan ini didorong oleh beberapa faktor utama, termasuk penguatan dolar AS dan sentimen optimisme seputar perkembangan negosiasi perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Kondisi ini berdampak pada harga emas spot dan berjangka, yang menunjukkan penurunan yang cukup besar.
Harga emas spot anjlok 1,1% menjadi US$ 3.390,26 per ons, sementara kontrak berjangka emas AS juga mengalami penurunan 0,7% dan berada di level US$ 3.399,1 per ons. Peristiwa ini memberikan gambaran menarik tentang dinamika pasar emas global yang dipengaruhi oleh berbagai faktor ekonomi dan geopolitik.
Penguatan Dolar AS dan Dampaknya terhadap Harga Emas
Penguatan dolar AS sebesar 0,2% terhadap mata uang utama lainnya menjadi faktor utama penurunan harga emas. Dolar yang lebih kuat membuat emas menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang asing, sehingga mengurangi permintaan dan menekan harganya. Kondisi ini seringkali terjadi karena emas biasanya dihargai dalam dolar AS di pasar internasional.
Kenaikan nilai tukar dolar AS ini mencerminkan kepercayaan investor terhadap ekonomi Amerika Serikat. Kondisi ini bisa berdampak pada aset-aset lain, termasuk komoditas seperti emas.
Keputusan The Fed dan Prospek Suku Bunga
The Federal Reserve (The Fed), bank sentral AS, mempertahankan suku bunga acuan pada pertemuannya Rabu sore. Meskipun The Fed menegaskan tidak terburu-buru menurunkan suku bunga, mereka menyatakan memantau ketidakpastian ekonomi dengan ketat.
Pernyataan resmi The Fed menyebutkan bahwa ketidakpastian prospek ekonomi meningkat dan komite memperhatikan risiko terhadap dua mandat utamanya, yakni peningkatan pengangguran dan inflasi. Hal ini menunjukkan bahwa The Fed cukup berhati-hati dalam mengambil kebijakan moneter, mengingat potensi risiko ekonomi yang ada.
Dampak Suku Bunga Tinggi terhadap Harga Emas
Suku bunga tinggi biasanya menekan harga emas karena emas tidak memberikan imbal hasil bunga. Dengan suku bunga yang tinggi, investor cenderung beralih ke aset yang menghasilkan bunga, seperti obligasi, dibandingkan dengan emas yang tidak menghasilkan bunga.
Oleh karena itu, keputusan The Fed untuk mempertahankan suku bunga tinggi, setidaknya sampai Juli, diperkirakan akan terus memberikan tekanan pada harga emas dalam jangka pendek. Namun, hal ini juga perlu diimbangi dengan faktor lain yang mempengaruhi harga emas di pasar.
Negosiasi Dagang AS-Tiongkok dan Sentimen Pasar
Pertemuan antara Menteri Keuangan AS Scott Bessent dan Kepala Negosiator Perdagangan Jamieson Greer dengan Tsar Ekonomi Tiongkok He Lifeng di Swiss akhir pekan ini memicu optimisme di pasar. Pertemuan ini dipandang sebagai langkah positif dalam upaya menyelesaikan perang dagang yang telah mengganggu perekonomian global.
Optimisme ini, meskipun belum menghasilkan kesepakatan konkret, cukup berpengaruh terhadap pasar berisiko, termasuk emas. Para analis melihat potensi penurunan ketegangan geopolitik sebagai faktor yang bisa mendorong peningkatan harga emas di masa mendatang.
Perkiraan Harga Emas ke Depan
Meskipun terjadi penurunan harga emas kali ini, beberapa analis tetap optimistis terhadap prospek emas jangka panjang. Bank of America, misalnya, memperkirakan harga emas dapat kembali naik pada paruh kedua tahun 2025 dan berpotensi mencapai US$ 4.000 per ons.
Kenaikan harga emas juga didukung oleh data resmi yang menunjukkan bank sentral Tiongkok menambah cadangan emasnya untuk bulan keenam berturut-turut pada April. Hal ini menunjukkan minat yang tinggi terhadap emas sebagai aset safe haven di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Harga emas telah meningkat hampir 30% sepanjang tahun ini, menjadikannya aset lindung nilai yang menarik di tengah ketidakpastian ekonomi dan geopolitik. Meskipun penurunan baru-baru ini disebabkan oleh penguatan dolar dan optimisme terkait negosiasi perdagangan, prospek jangka panjang untuk emas tetap positif bagi sebagian analis, yang memperkirakan potensi kenaikan hingga US$ 4.000 per ons. Peningkatan cadangan emas Tiongkok semakin memperkuat pandangan positif ini. Namun, perlu diingat bahwa pasar emas tetap rentan terhadap berbagai faktor yang dapat mempengaruhi harga secara fluktuatif.