5 Fakta Menakjubkan Suriname: Sejarah, Budaya & Patrick Kluivert

5 Fakta Menakjubkan Suriname: Sejarah, Budaya & Patrick Kluivert
Sumber: Kompas.com

Suriname, negara kecil di Amerika Selatan yang sering luput dari perhatian dunia, akan menggelar pemilihan umum pada 25 Mei 2025. Letaknya yang terpencil di sudut timur laut benua tersebut tak mengurangi pesona negara ini. Kekayaan budaya, potensi ekonomi yang menjanjikan, dan bahkan kontribusi di dunia sepak bola, menjadikan Suriname layak untuk diulas lebih dalam. Berikut beberapa fakta unik yang perlu Anda ketahui.

Negara ini menyimpan beragam keunikan, mulai dari keberagaman etnis hingga potensi ekonomi yang sedang berkembang. Artikel ini akan mengungkap lima fakta unik yang menarik tentang Suriname, sebuah negara dengan sejarah kaya dan masa depan yang menjanjikan.

Suriname: Negeri Multietnis dengan Jejak Budaya Jawa yang Kuat

Suriname, bekas jajahan Belanda yang merdeka pada tahun 1975, memiliki luas wilayah 163.820 kilometer persegi. Negara ini berbatasan dengan Guyana, Guyana Prancis, dan Brasil, serta menghadap Samudra Atlantik di utara.

Dengan populasi sekitar 634.000 jiwa (data PBB 2024), sebagian besar penduduknya tinggal di daerah pesisir, terutama di ibu kota Paramaribo.

Keunikan Suriname terletak pada keberagaman etnisnya. Komunitas besar keturunan India Hindustan, Kreol, Maroon (keturunan budak Afrika), penduduk asli Amerika, dan yang tak kalah menarik, etnis Jawa dari Indonesia, hidup berdampingan. Komunitas Jawa ini bahkan masih mempertahankan budaya dan bahasa leluhur mereka.

Partai Reformasi Progresif (VHP), partai terbesar saat ini, awalnya merepresentasikan komunitas Indo-Suriname. Namun, di bawah kepemimpinan Presiden Chan Santokhi, partai tersebut kini lebih inklusif. Santokhi sendiri akan kembali mencalonkan diri dalam pemilihan umum mendatang. Sistem pemilihan presiden di Suriname unik, dipilih oleh parlemen dengan mekanisme dua pertiga suara.

Dari Bauksit ke Harapan Baru Sektor Minyak dan Gas

Ekonomi Suriname dulunya sangat bergantung pada ekspor bauksit. Saat ini, sektor pertambangan emas mendominasi, menyumbang lebih dari 75 persen ekspor nasional (data Bank Dunia).

Namun, pertambangan ilegal dan dampak lingkungannya menjadi tantangan serius yang harus diatasi.

Penemuan cadangan minyak lepas pantai pada tahun 2020 menyuntikkan harapan baru bagi perekonomian Suriname. TotalEnergies, perusahaan energi asal Prancis, dijadwalkan memulai pengeboran pada tahun 2028.

Pemerintah juga meluncurkan program “Royalti untuk Semua Orang” pada awal Mei 2025. Program ini memberikan dana sebesar 750 dollar AS (sekitar Rp 12,3 juta) kepada setiap warga negara melalui rekening tabungan.

Terlepas dari potensi ekonomi baru ini, sekitar 17,5 persen penduduk Suriname masih hidup di bawah garis kemiskinan.

Suriname: Negara dengan Jejak Karbon Negatif dan Keanekaragaman Hayati yang Luar Biasa

Suriname memiliki status unik sebagai negara dengan jejak karbon negatif. Lebih dari 90 persen wilayahnya berupa hutan hujan tropis Amazon, yang menyerap lebih banyak karbon daripada yang dihasilkan oleh aktivitas manusia.

Kekayaan alam Suriname tak hanya terletak pada hutannya. Keanekaragaman hayati yang luar biasa juga menjadi daya tarik tersendiri.

Cagar Alam Suriname Tengah misalnya, menjadi rumah bagi lebih dari 5.000 spesies tumbuhan dan satwa liar. Jaguar, tapir, kungkang, berbagai spesies burung, dan primata adalah sebagian kecil dari kekayaan hayati yang ada di sana. Pelestarian lingkungan ini sangat penting untuk keberlanjutan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Suriname.

Suriname, dengan kekayaan budayanya, potensi ekonomi yang sedang berkembang, dan komitmennya terhadap pelestarian lingkungan, menawarkan gambaran menarik tentang sebuah negara kecil dengan ambisi besar. Pemilu 2025 akan menjadi momen penting untuk menentukan arah masa depan negara ini. Keberhasilan dalam mengelola kekayaan alam dan keberagaman penduduknya akan menjadi kunci untuk mencapai kemajuan yang berkelanjutan.

Pos terkait