Tim Nasional balap sepeda Indonesia menorehkan prestasi gemilang di ajang Japan Intercollegiate Cycling Federation (JICF) International Cup di Tipstar Dome Chiba, Jepang. Pada Sabtu, dua tim Indonesia berhasil mendominasi nomor Men Elite Madison, menyapu bersih podium pertama dan kedua.
Keberhasilan ini menjadi bukti nyata peningkatan performa atlet balap sepeda Indonesia di kancah internasional. Kemenangan ini juga sangat krusial dalam perburuan poin menuju kejuaraan dunia dan Olimpiade.
Dominasi Indonesia di Nomor Men Elite Madison
Bernard Van Aert berpasangan dengan Muhammad Andy Royan berhasil meraih medali emas. Mereka unggul atas rekan setimnya sendiri, Terry Yudha Kusuma dan Julian Abi Manyu yang meraih medali perak.
Atlet dari Taipei, Jing Feng Li dan En Teng Zhang, harus puas berada di posisi ketiga. Kemenangan ini merupakan buah dari kerja keras dan strategi yang matang dari tim Indonesia.
Bernard Van Aert mengungkapkan rasa syukur atas pencapaian ini. Medali emas dan perak sesuai dengan target awal tim untuk mengumpulkan poin sebanyak mungkin guna kualifikasi World Champion.
Keputusan menurunkan dua tim di Jepang terbukti efektif untuk memaksimalkan perolehan poin. Strategi ini menunjukkan komitmen Indonesia untuk bersaing di level tertinggi.
Perbedaan Tingkat Persaingan dan Target Poin
JICF International Track Cup memiliki tingkat persaingan yang berbeda dari Japan Track Cup I-II yang diikuti Bernard sebelumnya. Di Shizouka, Bernard meraih perunggu di nomor Points Race.
Meskipun level kompetisi JICF International Track Cup (CL2 atau Class 2) tidak setinggi ajang top tier dunia, persaingan tetap ketat, terutama melawan tim kuat seperti China dan Taipei.
Poin yang diraih di JICF sangat penting untuk menuju World Champion di Chili pada Oktober mendatang. Tidak adanya kualifikasi di World Champion mengharuskan atlet memiliki poin yang cukup untuk berpartisipasi.
Bernard dan Andy mendapatkan 100 poin, sementara Terry dan Julian memperoleh 90 poin. Poin-poin ini sangat krusial untuk mengamankan tempat di kejuaraan dunia tersebut.
Menjelang Olimpiade 2028 dan Tantangan ke Depan
Indonesia juga mengincar poin untuk Olimpiade Los Angeles 2028, khususnya untuk nomor Madison yang dipertandingkan di sana. Perburuan poin ini membutuhkan strategi yang cermat.
Bernard mengakui perburuan poin masih ketat. Negara lain juga berlomba mengumpulkan poin di berbagai ajang. Hitung-hitungan poin hingga World Champion masih terus dilakukan.
Setelah sukses di nomor Madison, perjalanan Bernard dkk di JICF International Track Cup berlanjut ke nomor Omnium. Seluruh tim lolos kualifikasi dan siap berjuang meraih podium kembali.
Meskipun poin Omnium untuk World Champ sudah aman, tim Indonesia tetap berambisi untuk meraih podium dan menampilkan performa terbaik. Mereka ingin membuktikan kualitas dan konsistensi prestasi.
Keberhasilan di Jepang ini menandai babak baru bagi balap sepeda Indonesia. Dengan kerja keras dan strategi yang tepat, Indonesia berpeluang besar untuk bersaing di level dunia dan meraih prestasi gemilang di kejuaraan dunia maupun Olimpiade.
Ke depan, dukungan penuh dari berbagai pihak, termasuk pemerintah dan sponsor, sangat krusial untuk mendukung pengembangan talenta muda dan memastikan keberlangsungan prestasi balap sepeda Indonesia.